"Kalau memang urgent banget mungkin kita bisa tanya kenapa mesti tanya ke kita. Apa nggak coba (curhat) ke teman lain yang juga sama-sama laki-laki atau perempuan?" kata psikolog klinis dewasa dari Tiga Generasi, Sri Juwita Kusumawardhani MPsi., Psikolog.
Atau, Anda bisa saja setidaknya mengajak pasangan untuk bertemu dengan si teman. Dengan kata lain, turut libatkan pasangan untuk membantu permasalahan si teman. Lantas, bagaimana jika curhat pada seseorang yang merupakan teman atau sahabat pasangan?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Suami Istri Kerap Bertengkar, Haruskah Pernikahan Dipertahankan?
"Bahasanya kalau ada masalah besar dibikin kecil, ada masalah kecil dibikin nggak ada. Jadi jangan sedikit-sedikit pengennya curhat sama orang. Tapi kalau memang nggak sanggup banget, mending datang ke profesional. At least kepercayaan, kerahasiaan terjaga, solusi akan diberikan, dan kita bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," tambah Wita yang juga praktik di Lembaga Psikologi Terapan UI ini.
Ia menegaskan, pada prinsipnya ketika ada masalah dalam rumah tangga, seyogianya si suami dan istrilah yang membereskan masalah itu. Terkait hal ini, menurut Wita perlu ditilik juga bagaimana hubungan si pasangan sebelum menikah.
Jika kualitas hubungannya tidak terlalu baik, ini bisa terbawa sampai sudah menikah. Baik tidaknya hubungan sebelum menikah bisa dilihat misalnya bagaimana cara pasangan berkomunikasi, sedalam apa komunikasi yang dilakukan, lalu pernah atau tidak melihat pasangan menyelesaikan suatu masalah.
"Tujuannya, supaya kita tahu kalau dia ketemu masalah oh begini reaksinya. Makanya secara teori, hubungan yang paling baik sebelum menikah itu 2 tahun. Istilahnya kita udah lihat 2 kali siklus pasangan, termasuk ketika menghadapi masalah responsnya seperti apa. Walaupun tentu keterbukaan pasangan dan komunikasi pasangan berpengaruh sekali," tambah Wita.
Baca juga: Menyikapi Istri yang Tampak Terpaksa Melayani Suami
(rdn/vit)











































