Untuk itu, bagi kamu yang hendak traveling ke daerah timur Indonesia, termasuk jika mau backpacker-an, Kementerian Kesehatan punya pesan agar terhindar dari malaria. Sehingga, sepulangnya dari daerah itu, risiko terkena malaria bisa dihindari.
Baca juga: Kondisi yang Hambat Eliminasi Malaria di Daerah Timur Indonesia
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Caranya, sebisa mungkin nggak keluar malam. Kalau memang tetap harus keluar malam, lindungi tubuh dengan pakai pakaian tertutup terus pakai losion anti nyamuk dan tidur pakai kelambu ya," tambah drg Vensya di kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (31/3/2017).
Kemudian, jika muncul gejala seperti demam dan mual, segera periksa ke dokter dan ungkapkan riwayat perjalanan Anda. Dengan begitu, diagnosis dini malaria bisa didapat jika memang Anda positif terkena malaria.
"Kalau memang positif malaria, minum obatnya sampai tuntas. Obat Anti Malaria (OAM) ini tersedia gratis di seluruh Indonesia," kata drg Vensya.
Sebagai pencegahan malaria jika pergi ke daerah endemis tinggi, bisa pula dikonsumsi kemoprofilaksis. Obat ini bisa dibeli di apotik dan mesti diminum satu hari sebelum menuju ke sana, selama di sana, dan selama 4 minggu setelah melakukan perjalanan.
Seperti diketahui, sampai tahun 2016 masih terjadi endemis tinggi malaria di 41 kabupaten/kota di kawasan timur Indonesia. Kasus di daerah tersebut menyumbang 80 persen kasus malaria di tingkat nasional. Sebut saja NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat masih 0 persen eliminasi malaria.
Baca juga: Tim IRS dan Kelambu Diandalkan untuk Eliminasi Malaria di Timika (rdn/up)











































