10 Mutasi Genetik yang Dapat Memberikan 'Kekuatan Super' (2)

10 Mutasi Genetik yang Dapat Memberikan 'Kekuatan Super' (2)

Firdaus Anwar - detikHealth
Sabtu, 29 Apr 2017 12:03 WIB
10 Mutasi Genetik yang Dapat Memberikan Kekuatan Super (2)
Foto: dok. Huffington Post
Jakarta - Ketika mutasi genetik terjadi karena berbagai alasan, bukan tidak mungkin seseorang jadi memiliki kondisi spesial tertentu. Beberapa di antaranya bisa terdengar seperti kekuatan super yang dimiliki tokoh fiksi.

Mulai dari kekebalan terhadap racun, tubuh yang lebih cepat, hingga kekuatan fisik di atas rata-rata semua diketahui bisa terjadi pada orang di dunia nyata.

Lebih lengkapnya berikut beberapa contoh seperti dirangkum dari berbagai sumber:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Akibat Mutasi Genetik, Merokok Justru Bermanfaat bagi Pria Ini

1. Penglihatan super

Ilustrasi (Foto: Hasan Al Habshy)
Kondisi bernama tetrachromacy membuat para penyandangnya mampu melihat hingga 100 juta macam warna. Sebagai perbandingan rata-rata manusia hanya mampu melihat sekitar satu juta jenis warna.

Peneliti mengatakan kondisi ini terjadi karena ada mutasi pada gen untuk opsin. Opsin sendiri adalah protein yang bertanggung jawab untuk menghasilkan pigmen warna pada fungsi penglihatan.

2. Tulang super

Foto: ilustrasi/thinkstock
Low-density lipoprotein receptor-related protein 5 (LRP5) merupakan salah satu gen yang mengontrol kepadatan tulang. Mutasi pada gen ini diketahui dapat memicu seseorang untuk mengidap kerapuhan tulang (osteoporosis) atau bisa juga sebaliknya.

Orang dengan mutasi LRP5 bisa memiliki tulang yang begitu padat hingga mustahil untuk patah.

3. Kebal listrik

Ilustrasi (Foto: Dok. PLN)
Slavisa Pajkic atau "Manusia Baterai" terkenal karena tubuhnya mampu menahan aliran listrik hingga 20 ribu volt. Sebagai perbandingan orang biasa akan luka parah dan terbakar cukup dengan terpapar 50 volt saja.

Slavisa bisa kebal terhadap listrik karena mutasi genetik membuat tubuhnya tidak memiliki kelenjar keringat atau liur. Karena tidak ada cairan di permukaan kulitnya maka arus listrik yang menyengat jadi tidak mengalir lancar.

4. Kebal sakit

Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Congenital insensitivity to pain (CIP) adalah kondisi langka yang membuat seseorang tak bisa merasakan sensasi sakit. Hal ini terjadi karena mutasi pada gen SCN11A sehingga otak tak bisa memproses stimulus yang biasa menyebabkan nyeri.

Oleh karena itu orang dengan CIP tidak akan merasa sakit bila mengalami cedera.

5. Kekuatan super

Ilustrasi (Foto: thinkstock)
Orang dengan mutasi pada gen MSTN diketahui bisa mudah mengembangkan otot-otot di tubuhnya. Hal ini karena MSTN punya fungsi dalam produksi protein myostatin yang kemudian berpengaruh pada pembentukkan otot.

Myostatin pada orang normal akan berhenti diproduksi bila tubuh dirasakan sudah memiliki massa otot yang cukup. Namun pada orang dengan mutasi MSTN rata-rata massa otot mereka dua kali lebih besar dari rata-rata.
Halaman 2 dari 6
Kondisi bernama tetrachromacy membuat para penyandangnya mampu melihat hingga 100 juta macam warna. Sebagai perbandingan rata-rata manusia hanya mampu melihat sekitar satu juta jenis warna.

Peneliti mengatakan kondisi ini terjadi karena ada mutasi pada gen untuk opsin. Opsin sendiri adalah protein yang bertanggung jawab untuk menghasilkan pigmen warna pada fungsi penglihatan.

Low-density lipoprotein receptor-related protein 5 (LRP5) merupakan salah satu gen yang mengontrol kepadatan tulang. Mutasi pada gen ini diketahui dapat memicu seseorang untuk mengidap kerapuhan tulang (osteoporosis) atau bisa juga sebaliknya.

Orang dengan mutasi LRP5 bisa memiliki tulang yang begitu padat hingga mustahil untuk patah.

Slavisa Pajkic atau "Manusia Baterai" terkenal karena tubuhnya mampu menahan aliran listrik hingga 20 ribu volt. Sebagai perbandingan orang biasa akan luka parah dan terbakar cukup dengan terpapar 50 volt saja.

Slavisa bisa kebal terhadap listrik karena mutasi genetik membuat tubuhnya tidak memiliki kelenjar keringat atau liur. Karena tidak ada cairan di permukaan kulitnya maka arus listrik yang menyengat jadi tidak mengalir lancar.

Congenital insensitivity to pain (CIP) adalah kondisi langka yang membuat seseorang tak bisa merasakan sensasi sakit. Hal ini terjadi karena mutasi pada gen SCN11A sehingga otak tak bisa memproses stimulus yang biasa menyebabkan nyeri.

Oleh karena itu orang dengan CIP tidak akan merasa sakit bila mengalami cedera.

Orang dengan mutasi pada gen MSTN diketahui bisa mudah mengembangkan otot-otot di tubuhnya. Hal ini karena MSTN punya fungsi dalam produksi protein myostatin yang kemudian berpengaruh pada pembentukkan otot.

Myostatin pada orang normal akan berhenti diproduksi bila tubuh dirasakan sudah memiliki massa otot yang cukup. Namun pada orang dengan mutasi MSTN rata-rata massa otot mereka dua kali lebih besar dari rata-rata.

(fds/vit)

Berita Terkait