Berikut ini adalah hal-hal yang diklaim akan terjadi ketika Anda melakukan diet keto. Untuk mencari tahu kebenarannya, detikHealth menemui dr Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, pendiri lightHOUSE Indonesia di kawasan Kebayoran Baru baru-baru ini.
1. Cepat kurusnya
|
Foto: thinkstock
|
Diet ketogenik yang benar adalah dengan membatasi asupan karbohidrat menjadi hanya 20 gram sehari. Tentunya, hal ini akan membantu proses menurunkan berat badan seseorang.
"Jika dibandingkan diet yang mengasup lebih banyak karbohidrat dibandingkan dengan yang memakan 20 gram karbohidrat per hari dengan jumlah kalori yang sama, itu akan kelihatan akan dua kali lebih cepet turunnya," jelas Dr Grace.
Baca juga: Diet Ketogenik Paling Lama 2 Bulan, Ini Risikonya Kalau Berlebihan
2. Nafsu makan akan turun
|
Foto: thinkstock
|
Tergantung juga dengan kemampuan orang untuk mengatur hasratnya pada makanan-makanan favoritnya. "Kalau dari awal sudah dasarnya lapar mata, beda lagi ceritanya," ujar Dr Grace.
3. Efek samping pusing berkepanjangan
|
Foto: thinkstock
|
Apabila seseorang merasakan pusing ketika sedang melakukan diet ketogenik dikarenakan adanya keadaan hipoglikemia (gula darah rendah) dan biasanya memang adalah efek jangka pendek dari diet keto. Namun, jika ini berlangsung dalam jangka panjang, maka sebaiknya hentikan diet ketogenik yang sedang Anda jalani.
4. Bau mulut
|
Foto: thinkstock
|
Bau mulut atau bau keringat merupakan kondisi lainnya yang memang wajar terjadi ketika menjalani program diet yang satu ini. Tapi, apabila bau mulut sudah menyerupai bau aseton (mirip bau pembersih cat kuku), maka ini adalah tanda untuk tidak meneruskan diet ketogenik.
5. Mudah sembelit
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Ketika orang sedang diet, porsi makan tentu otomatis ikut berkurang. Akibatnya, bisa saja muncul sembelit apalagi untuk tipe diet seperti ketogenik yang sedikit serat.
"Lambung mekar (sehabis makan) lalu kotoran akan keluar, tapi kalau kita cut porsi makan maka lambungnya ga akan mekar. Kalau lambung ga mekar jadinya sensor ke bawah yang usus besar itu tidak akan 'bunyi', jadilah konstipasi (sembelit)," jelas dr Grace.
Baca juga: Ampuh Turunkan Berat Badan, Diet Keto Dulunya untuk Obati Epilepsi











































