Dengan adanya ketosis, diharapkan akan membantu untuk menurunkan berat badan. Diungkapkan oleh Andy De Santis, R.D, ahli gizi dari Toronto, karena kebanyakan orang makin gemuk karena mengonsumsi karbo terutama yang terproses, maka menguranginya adalah cara termudah untuk memotong kalori.
Saking terkenal dan ampuhnya diet ini banyak orang yang mengikutinya, termasuk para selebritis. Tetapi, menurut De Santis, perlu diketahui bahwa sebenarnya diet ini tidak diperuntukkan bagi yang ingin mengurangi berat badan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Women's Health, berikut 5 mitos umum seputar diet keto beserta faktanya, untuk membantumu apakah diet keto cocok untukmu atau tidak.
Mitos: Ketosis dan Ketoacidosis adalah hal yang sama
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
"Ketoacidosis adalah satu keadaan yang berpotensi mengancam jiwa dimana darah tubuh menjadi sangat asam, dan paling sering terlihat pada penderita diabetes," tutur White. Gejalanya adalah nyeri abdomen, kelelahan, haus, nafas pendek, pusing, dan pandangan buram.
Mitos: Kamu bisa makan jenis lemak apapun
|
Foto: Istimewa
|
Menurut Journal of the American College of Nutrition, untuk mengganti lemak jenuh (bakon, sosis, ham, dll.) dengan lemak tak jenuh (kacang walnut, flaz seed, ikan, dll.) lebih efektif mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kanker.
"Optimalkan gaya hidup ketogenikmu dengan memberikan sedikit rasa Mediterannean," kata Roehl. "Fokus untuk mendapatkan lemakmu dari minyak zaitun berkualitas tinggi, kacang-kacangan dan biji-bijian, serta ikan berlemak."
Mitos: Otak bisa berfungsi secara normal tanpa karbo
|
Foto: iStock
|
Riset menunjukkan bahwa otak membutuhkan 100 gram glukosa tiap harinya untuk berfungsi normal, sementara diet keto biasanya hanya mengasup sekitar 50 gram.
Saat tubuh menjadi 'fat adapted' pada pelaku diet keto, otak mereka mengubah ketone menjadi energi, namun White menyebutkan bahwa hal ini butuh beberapa minggu sampai berbulan-bulan.
Mitos: Diet ini adalah solusi jangka panjang
|
Foto: iStock
|
Faktanya: makin lama kamu melakukan diet keto, makin besar risiko kamu kehilangan massa otot, menurut para peneliti di tahun 2017.
Selain itu, hal ini dapat berakibat penolakan pada metabolisme, yang berarti bahwa tubuhmu akan membakar sedikit dari keseluruhan kalori saat kamu mulai menjaga berat badan. Disarankan oleh para peneliti untuk melakukan diet ini tidak lebih dari beberapa minggu, misalnya hanya ketika kamu tak sempat pergi ke gym untuk olahraga.
Dan lagi, dengan melakukan diet keto hanya dalam waktu singkat dapat membantu meningkatkan "fleksibilitas metabolis" atau kemampuan tubuh untuk mendapatkan energi dari berbagai sumber, yang terkait dengan kesehatan dan penurun berat badan yang lebih baik.











































