Mitos dan Fakta Seputar Plastik, Jangan Sampai Ketukar!

Mitos dan Fakta Seputar Plastik, Jangan Sampai Ketukar!

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Sabtu, 17 Mar 2018 16:18 WIB
Mitos dan Fakta Seputar Plastik, Jangan Sampai Ketukar!
Foto: BBC Magazine
Jakarta - Plastik tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari, mulai dari bahan pembungkus makanan hingga wadah makanan pun sering menggunakan bahan tersebut. Hal ini membuat plastik tidak lepas dari fakta dan mitos yang beredar di masyarakat.

Agar bisa lebih bijak menggunakannya, yuk kenali apa yang menjadi kebenaran dari informasi yang selama ini kamu terima. Berikut ini dirangkum oleh detikHealth.

Plastik hitam memicu kanker

Foto: Thinkstock
Mungkin sudah cukup sering informasi mengenai imbauan untuk tidak menggunakan plastik hitam sebagai tempat menyimpan makanan. Ternyata, hal ini adalah benar adanya.

Pakar Gizi Rumah Sakit Pusat Pertamina, dr Titi Sekarindah, MS, SpGK, beberapa waktu lalu menjelaskan sebaiknya pindahkan daging (atau makanan lainnya) ke wadah yang lain sebab kantong plastik hitam diolah dari bahan yang kurang baik untuk kesehatan dan bersifat karsinogen.

Botol air minum dalam kemasan (AMDK) tidak boleh digunakan berulangkali

Foto: iStock
Botol air minum dalam kemasan kerap dijadikan wadah air minum. Tapi sebenarnya, apakah aman bagi kesehatan jika menggunakannya berulangkali?

"Penggunaan kemasan air minum dalam kemasan tidak boleh lebih dari dua kali. Prinsipnya, material dalam botol AMDK akan terurai," tegas pakar air Dr Ir Firdaus Ali, MSc yang juga ketua Indonesian Water Institute beberapa waktu lalu.

Untuk pemilihan botol air minum sendiri, Michael Moore, profesor bidang toksikologi dari University of Queensland menyarankan untuk menghindari pemakaian botol minum dengan kode daur ulang 3 atau 7. Kalau ingin aman dan harga terjangkau, pilih botol plastik yang terbuat dari PET (polyethylene terephthalate) dengan kode daur ulang 1.

Menggunakan mangkuk plastik untuk makanan panas

Foto: Thinkstock
Ada banyak jenis plastik, dua yang paling sering digunakan dalam pembuatan wadah makanan ialah melamin dan polipropilen. Agar tetap aman, Chris Winder, profesor toksikologi dan kesehatan okupasi di Australian Catholic University menganjurkan untuk mengganti mangkuk plastik yang sudah lama dengan mangkuk yang baru.

"Jika kamu memiliki peralatan makan melamin baru, maka monomernya terikat kuat menjadi polimer. Tetapi jika peralatan tersebut sedikit menua, kontak dengan benda-benda tertentu, termasuk air panas, akan membuatnya melepas monomer. Menurut saya risikonya lebih tinggi," jelasnya.

Meski demikian, Winder dan pakar toksikologi yang lain, Dr Ian Musgrave, sama-sama setuju bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan jika mengonsumsi makanan panas dengan menggunakan peralatan berbahan plastik atau melamin. Pasalnya jumlah melamin yang masuk ke dalam tubuh, 600 kali lebih kecil dari batas maksimal asupan melamin. Itu berarti, perlu ratusan mangkuk sup panas setiap hari hingga asupan melamin melampaui batas aman. Demikian dikutip dari CNN.

Dioxin dari AMDK yang ditinggal di mobil

Foto: iStock
Sempat viral pesan berantai di sosial media yang berisikan 'Air Kemasan Yang Ditinggal Di Dalam Mobil Anda Sangat Berbahaya!'. Di dalam pesan tersebut disebutkan bahaya tersebut datang dari zat bernama dioxin yang dihasilkan saat air minum kemasan botol. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun sudah membantah kebenaran isu tersebut dengan mengeluarkan rilis yang dipublikasikan pada laman resminya.

Selain BPOM, Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes, nutrisionis dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) juga memberikan komentarnya. Menurutnya dioxin merupakan senyawa kimia yang sangat stabil pada lingkungan dan sangat sulit diuraikan serta jarang digunakan dalam kemasan plastik.


"Jikapun ada (kandungan dioxin) dan kalau hanya panas enggak mungkin juga akan berpindah ke air dalam kemasan karena sifatnya baru bisa dihasilkan atau terlepas ketika suhu diatas 350 derajat celcius," tuturnya.

Akan tetapi, tetap ada kemungkinan akumulasi zat tersebut yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Karena itu, ia menyarankan untuk segera menghabiskan AMDK yang sudah dikonsumsi dan menyimpannya pada temperatur yang aman.

Halaman 2 dari 5
Mungkin sudah cukup sering informasi mengenai imbauan untuk tidak menggunakan plastik hitam sebagai tempat menyimpan makanan. Ternyata, hal ini adalah benar adanya.

Pakar Gizi Rumah Sakit Pusat Pertamina, dr Titi Sekarindah, MS, SpGK, beberapa waktu lalu menjelaskan sebaiknya pindahkan daging (atau makanan lainnya) ke wadah yang lain sebab kantong plastik hitam diolah dari bahan yang kurang baik untuk kesehatan dan bersifat karsinogen.

Botol air minum dalam kemasan kerap dijadikan wadah air minum. Tapi sebenarnya, apakah aman bagi kesehatan jika menggunakannya berulangkali?

"Penggunaan kemasan air minum dalam kemasan tidak boleh lebih dari dua kali. Prinsipnya, material dalam botol AMDK akan terurai," tegas pakar air Dr Ir Firdaus Ali, MSc yang juga ketua Indonesian Water Institute beberapa waktu lalu.

Untuk pemilihan botol air minum sendiri, Michael Moore, profesor bidang toksikologi dari University of Queensland menyarankan untuk menghindari pemakaian botol minum dengan kode daur ulang 3 atau 7. Kalau ingin aman dan harga terjangkau, pilih botol plastik yang terbuat dari PET (polyethylene terephthalate) dengan kode daur ulang 1.

Ada banyak jenis plastik, dua yang paling sering digunakan dalam pembuatan wadah makanan ialah melamin dan polipropilen. Agar tetap aman, Chris Winder, profesor toksikologi dan kesehatan okupasi di Australian Catholic University menganjurkan untuk mengganti mangkuk plastik yang sudah lama dengan mangkuk yang baru.

"Jika kamu memiliki peralatan makan melamin baru, maka monomernya terikat kuat menjadi polimer. Tetapi jika peralatan tersebut sedikit menua, kontak dengan benda-benda tertentu, termasuk air panas, akan membuatnya melepas monomer. Menurut saya risikonya lebih tinggi," jelasnya.

Meski demikian, Winder dan pakar toksikologi yang lain, Dr Ian Musgrave, sama-sama setuju bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan jika mengonsumsi makanan panas dengan menggunakan peralatan berbahan plastik atau melamin. Pasalnya jumlah melamin yang masuk ke dalam tubuh, 600 kali lebih kecil dari batas maksimal asupan melamin. Itu berarti, perlu ratusan mangkuk sup panas setiap hari hingga asupan melamin melampaui batas aman. Demikian dikutip dari CNN.

Sempat viral pesan berantai di sosial media yang berisikan 'Air Kemasan Yang Ditinggal Di Dalam Mobil Anda Sangat Berbahaya!'. Di dalam pesan tersebut disebutkan bahaya tersebut datang dari zat bernama dioxin yang dihasilkan saat air minum kemasan botol. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun sudah membantah kebenaran isu tersebut dengan mengeluarkan rilis yang dipublikasikan pada laman resminya.

Selain BPOM, Dr Rita Ramayulis, DCN, MKes, nutrisionis dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) juga memberikan komentarnya. Menurutnya dioxin merupakan senyawa kimia yang sangat stabil pada lingkungan dan sangat sulit diuraikan serta jarang digunakan dalam kemasan plastik.


"Jikapun ada (kandungan dioxin) dan kalau hanya panas enggak mungkin juga akan berpindah ke air dalam kemasan karena sifatnya baru bisa dihasilkan atau terlepas ketika suhu diatas 350 derajat celcius," tuturnya.

Akan tetapi, tetap ada kemungkinan akumulasi zat tersebut yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Karena itu, ia menyarankan untuk segera menghabiskan AMDK yang sudah dikonsumsi dan menyimpannya pada temperatur yang aman.

(ask/up)

Berita Terkait