Dihubungi detikHealth, Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberikan komentar soal itu. dr Ari mengatakan bahwa tidaklah benar tulisan 'cakar ayam' itu trademark dari semua dokter.
"Nggak ada istilahnya identik dengan tulisan jelek. Handwriting itu kan macem-macem ya. Kalau mahasiswa saya tulisannya bagus ya bagus, kalau awalnya jelek ya jelek," tegas dr Ari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Ari juga menambahkan, bahwa apa yang tertulis di kertas resep semata-mata hanya digunakan sebagai alat komunikasi antar dokter, perawat, dan apoteker. Dan prinsipnya, para pelaku medis tersebut tentu sudah terbiasa dan mengetahui apa yang dimaksud di dalam kertas resep tersebut.
Tulisan cakar ayam dokter. Foto: Infografis |
Biasanya melalui informasi seperti spesialis dokter dan umur pasien, pihak-pihak tersebut akan mudah mengenali obat serta diagnosis yang dituliskan. Namun jika salah satu pihak merasa tidak jelas, imbuh dr Ari, maka ia harus segera menghubungi dokter terkait agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Sementara pasien diharapkan untuk lebih aktif dan cerdas jika ingin mengetahui obat apa yang diresepkan. dr Ari mengaku bahwa ia lebih suka menjelaskan kepada pasiennya mengenai hal-hal tersebut.
"Intinya, dokter atau bukan, kalo kita membaca suatu tulisan pasti sudah bisa mengira. Misprinting, singkatan, typo, udah ngerti," paparnya. (up/up)












































Tulisan cakar ayam dokter. Foto: Infografis