Penanggung Jawab Teknis Program TB dan Kusta Dinas Kesehatan Gowa, Hendra Dini menjelaskan, kegiatan ini diperuntukkan pasien TB dan kusta yang mau berobat namun pemenuhan gizinya tidak tercukupi karena ekonomi yang rendah.
"Orang yang kena TB dan kusta itu ternyata orang-orang dengan ekonomi ke bawah, ia mau berobat tetapi pemenuhan gizinya tidak bisa ia cukupi sehingga lahirlah ide untuk bagaimana memberikan sebuah PMT (pemberian makanan tambahan)," terang Hendi, sapaan akrabnya saat berbincang dengan detikHealth di kantor Bupati Gowa, di jalan Mesjid Raya No 30, Sungguminasa, Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diutarakan Hendi, bermula dari beberapa kelompok saja, kegiatan ini akhirnya berkembang hingga ke puskesmas, ke tokoh-tokoh masyarakat bahkan sampai ke anggota DPR.
"Akhirnya kita mulai dari sendiri dulu menggalang itu telur. Akhirnya puskesmas, akhirnya tokoh masyarakat terpancing, termasuk anggota DPR itu dia sudah setiap Jumat. Jumat berbagi namanya," pungkas Hendi.
Kegiatan Sare Bayao oleh Kader dan Penggiat TB dan Kusta Kab Gowa Foto: dok. Pribadi |
Hal itu diaminkan oleh Asriady Arasy, ST, Ketua Komisi 4 DPRD Gowa. Di kesempatan yang sama, ia mengatakan selama ini rata-rata pasien kusta terkendala dari sisi pemenuhan makanan bergizi, sehingga pasien kusta tidak mendapatkan suplemen makanan yang bagus.
Asriady menegaskan bahwa program ini sebenarnya juga bukan program pemerintah melainkan program dari para kader. Program tersebut kemudian ditetapkan di 18 kecamatan. Biasanya setiap keluarga diberikan satu atau dua rak telur.
"Jadi memang mereka yang mengawali itu sehingga ini menjadi suatu program yang ditetapkan di kabupaten, di seluruh kecamatan," imbuh Asriady.
Kegiatan Sare Bayao oleh Kader dan Penggiat TB dan Kusta Kab Gowa Foto: dok. Pribadi |
Menurut Hendi, dari telur tersebut, muncul lagi ide-ide lain. Bukan hanya pemberian telur, tapi juga pemberian pakaian, bedah rumah, termasuk jika yang terkena kusta adalah kepala rumah tangga dan tidak bisa menghidupi keluarganya, maka dibuatkan tempat usaha seperti counter untuk menjual pulsa.
Kemudian, selain untuk memenuhi kebutuhan asupan, ternyata kegiatan ini juga bisa meningkatkan angka penyembuhan serta bisa menghilangkan stigma negatif. Sebab, yang dulunya tidak berani tampil, kini jadi berani tampil di depan umum.
"Nah jadi itu sangat jelas manfaatnya. Pertama mengurangi stigma, memenuhi asupan gizi, kemudian secara tidak langsung meningkatkan penurunan kusta," tandas Hendi.












































Kegiatan Sare Bayao oleh Kader dan Penggiat TB dan Kusta Kab Gowa Foto: dok. Pribadi
Kegiatan Sare Bayao oleh Kader dan Penggiat TB dan Kusta Kab Gowa Foto: dok. Pribadi