Oleh sebab itu Ata sempat dikira sebagai jenazah alien atau hewan primata lain yang tidak diketahui. Nah terkait hal tersebut studi terbaru yang dipublikasi di jurnal Genome Research mengkonfirmasi bahwa Ata adalah manusia.
Investigasi genetik menemukan bahwa mumi Ata adalah jenazah dari seorang anak perempuan yang memiliki beberapa mutasi. Hal ini kemungkinan membuat Ata mengalami berbagai kondisi seperti dwarfisme, skoliosis, dan abnormalitas pada jaringan tulang dan otot.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukuran mumi Ata sangat kecil (Foto: AFP) Foto: Dr. Emery Smith/AFP |
Dilihat dari maturitas tulang awalnya peneliti mengira bahwa Ata berusia 6-8 tahun ketika meninggal. Namun setelah diteliti lagi disesuaikan dengan kondisi genetiknya Ata kemungkinan besar meninggal di dalam rahim atau tidak lama setelah lahir.
"Apa yang terlihat sangat mencolok dan membuat kita berspekulasi awal adalah keanehan yang ada pada tulangnya, terlihat matang dari kepadatan dan bentuk," ujar Profesor Garry Nolan ahli mikrobiologi dan imunologi dari Stanford University School of Medicine.
"Kematangan tulang membuat tubuhnya terlihat dewasa meski spesimen sendiri berukuran kecil. Hal ini membuat para peneliti terdorong untuk melakukan riset. Jadi sekarang kami percaya bahwa satu atau beberapa mutasi genetik penyebabnya," lanjut Prof Garry.
Menurut peneliti Ata kemungkinan meninggal karena kecacatannya membuat ia sulit untuk makan. Umur muminya masih cukup muda yaitu tidak lebih dari 40 tahun.
"Bermula dari cerita penemuan alien yang meledak hingga internasional, tapi sebetulnya ini cerita tragedi. Seorang wanita melahirkan anak cacat, mengawetkannya menjadi mumi, lalu menjualnya," kata Prof Garry.












































Ukuran mumi Ata sangat kecil (Foto: AFP) Foto: Dr. Emery Smith/AFP