Jangan Kabur Dulu! 4 Alasan Wajib Sarapan Sebelum Aktivitas

Jangan Kabur Dulu! 4 Alasan Wajib Sarapan Sebelum Aktivitas

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Kamis, 12 Apr 2018 07:34 WIB
Jangan Kabur Dulu! 4 Alasan Wajib Sarapan Sebelum Aktivitas
Foto: Thinkstock
Jakarta - Ada berbagai alasan orang memutuskan untuk tidak sarapan, mulai dari ingin memangkas kalori atau karena memang tidak sempat. Tapi meski bagaimanapun, kamu harus mulai membiasakan diri ya untuk memulai hari dengan makan.

Tak hanya bikin otak lemot, ada beberapa alasan mengapa kamu tidak boleh melewatkan momen yang satu ini. Dirangkum detikHealth, sudah sarapan belum hari ini?

Bangun tidur = energi Kosong

Foto: thinkstock
Sudah sering dengar sih kalau sarapan adalah waktu yang sangat penting. Tapi tahu tidak kenapa itu menjadi sering digaungkan?

"Namanya juga breakfast, artinya kita memutus puasa. Kita terakhir makan jam 7-8, kalau sampai besok pagi kita kira-kira puasa 12 jam ya. Cadangan energi yang ada bisa digunakan hanya untuk 10 jam, jadi pagi energi kita sudah pasti enggak ada. Bisa dibayangkan kalau kita tidak sarapan, kita memulai hari tanpa tenaga," kata Dr dr Fiastuti Witjaksono, Master of Science, dan Spesialis Konsultasi Gizi saat ditemui di acara Start Good Days With A Healthy Breakfast oleh Quaker, Rabu (11/4/2018), Kebayoran, Jakarta Selatan.

Arrrghh!!

Foto: Ilustrasi/thinkstock

Moody seharian? Bisa jadi karena kamu melewatkan sarapan pagi ini. Tidak sarapan akan membuat otak memberikan sinyal ketidaksiapan kamu beraktivitas dengan energi yang masih belum terisi setelah 'puasa' malam tadi.

"Jangankan berkreasi, enggak ada tenaga. Belum kalau otaknya lemas akhirnya lemot. Rapat terkantuk-kantuk, anak sekolah tidak berkonsentrasi. Dengan sarapan ada sinyal untuk tubuh kita 'oke kamu sudah siap melakukan aktivitas hari ini', kalau enggak sarapan ada sinyal 'kamu tidak siap melakukan aktivitas hari ini', bisa badmood," masih kata dr Fiastuti.

"Lapar itu stres. Berbagai penelitian didapatkan hasil, anak sekolah pencapaian hasilnya lebih baik (kalau sarapan). Dan pada orang dewasa sarapan mengurang penyakit tidak menular seperti hipertensi, kolesterol, atau diabetes."

Mau ini mau itu

Foto: thinkstock
Mungkin niatnya ingin menurunkan berat badan, tapi melewatkan sarapan justru akan membuat kamu kalap sepanjang waktu. Itu juga yang dirasakan oleh Hamish Daud kalau dia tidak sarapan atau sarapan dengan makanan yang tidak sehat.

"Kalau di luar kota kan biasanya makan gorengan, nasi goreng. Cuma kalau saya sarapan yang seperti itu nanti lapar lagi, energi saya kurang," akunya kepada awak media.

Hal ini juga dibenarkan oleh dr Fiastuti.

"Kalau tidak sarapan, kita bisa makan apapun yang kita temui nanti entah makanan di pinggir jalan, di kantor, itu pasti kita makan. Kita kosong enggak punya tenaga sehingga kita lapar," katanya.

Waktu penting memenuhi kebutuhan nutrisi

Foto: Istimewa

Masih menurut penjelasan dari dr Fiastuti, sarapan adalah waktu di mana kita harus memenuhi kebutuhan energi 20-35 persen dari total energi tinggi. Namun tidak bisa sembarangan, sarapannya juga harus kaya serat dan juga protein. Ia menyarankan untuk mengonsumsi oats karena punya kandungan yang cukup lengkap.

"Oats mengandung karbohidrat kompleks, 78 gram oats kering mengandung 300 kalori, 13 gram protein, 5 gram lemak, dan 8 gram serat. Satu apel utuh dimakan dengan kulitnya saja seratnya 5 gram," pungkasnya.

Halaman 2 dari 5

Sudah sering dengar sih kalau sarapan adalah waktu yang sangat penting. Tapi tahu tidak kenapa itu menjadi sering digaungkan?

"Namanya juga breakfast, artinya kita memutus puasa. Kita terakhir makan jam 7-8, kalau sampai besok pagi kita kira-kira puasa 12 jam ya. Cadangan energi yang ada bisa digunakan hanya untuk 10 jam, jadi pagi energi kita sudah pasti enggak ada. Bisa dibayangkan kalau kita tidak sarapan, kita memulai hari tanpa tenaga," kata Dr dr Fiastuti Witjaksono, Master of Science, dan Spesialis Konsultasi Gizi saat ditemui di acara Start Good Days With A Healthy Breakfast oleh Quaker, Rabu (11/4/2018), Kebayoran, Jakarta Selatan.

Moody seharian? Bisa jadi karena kamu melewatkan sarapan pagi ini. Tidak sarapan akan membuat otak memberikan sinyal ketidaksiapan kamu beraktivitas dengan energi yang masih belum terisi setelah 'puasa' malam tadi.

"Jangankan berkreasi, enggak ada tenaga. Belum kalau otaknya lemas akhirnya lemot. Rapat terkantuk-kantuk, anak sekolah tidak berkonsentrasi. Dengan sarapan ada sinyal untuk tubuh kita 'oke kamu sudah siap melakukan aktivitas hari ini', kalau enggak sarapan ada sinyal 'kamu tidak siap melakukan aktivitas hari ini', bisa badmood," masih kata dr Fiastuti.

"Lapar itu stres. Berbagai penelitian didapatkan hasil, anak sekolah pencapaian hasilnya lebih baik (kalau sarapan). Dan pada orang dewasa sarapan mengurang penyakit tidak menular seperti hipertensi, kolesterol, atau diabetes."

Mungkin niatnya ingin menurunkan berat badan, tapi melewatkan sarapan justru akan membuat kamu kalap sepanjang waktu. Itu juga yang dirasakan oleh Hamish Daud kalau dia tidak sarapan atau sarapan dengan makanan yang tidak sehat.

"Kalau di luar kota kan biasanya makan gorengan, nasi goreng. Cuma kalau saya sarapan yang seperti itu nanti lapar lagi, energi saya kurang," akunya kepada awak media.

Hal ini juga dibenarkan oleh dr Fiastuti.

"Kalau tidak sarapan, kita bisa makan apapun yang kita temui nanti entah makanan di pinggir jalan, di kantor, itu pasti kita makan. Kita kosong enggak punya tenaga sehingga kita lapar," katanya.

Masih menurut penjelasan dari dr Fiastuti, sarapan adalah waktu di mana kita harus memenuhi kebutuhan energi 20-35 persen dari total energi tinggi. Namun tidak bisa sembarangan, sarapannya juga harus kaya serat dan juga protein. Ia menyarankan untuk mengonsumsi oats karena punya kandungan yang cukup lengkap.

"Oats mengandung karbohidrat kompleks, 78 gram oats kering mengandung 300 kalori, 13 gram protein, 5 gram lemak, dan 8 gram serat. Satu apel utuh dimakan dengan kulitnya saja seratnya 5 gram," pungkasnya.

(ask/up)

Berita Terkait