Diakui Sonya Angelone, seorang pakar diet dari Academy of Nutrition and Dietetics, AS, pola makan Western atau kebarat-baratan memang terlalu banyak mengandung garam. Padahal ini bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, stroke hingga kanker perut.
Angelone menerangkan, kelebihan garam dapat membahayakan kesehatan jantung dan pembuluh darah melalui dua cara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan yang sehat atau tidak peka pada sodium, kesehatannya bisa terancam jika mengonsumsi garam secara berlebihan.
"Asupan sodium atau garam yang tinggi dapat merusak kemampuan alami pembuluh darah untuk melebar dan meningkatkan aliran darah ke berbagai jaringan," terang Dr Frank Sacks dari Harvard T.H. Chan School of Public Health.
Faktanya, makin banyak garam yang dimakan, makin besar risiko penyakit jantungnya. Studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation mengungkapkan, untuk setiap penambahan asupan garam sebesar 1.000 miligram, terjadi peningkatan risiko penyakit jantung sebanyak 17 persen.
Pada dasarnya, American Heart Association menyatakan bahwa tubuh hanya perlu sedikit garam, yaitu kurang dari 500 miligram/hari. Sedangkan yang biasa dikonsumsi selama ini lebih dari 3.000 miligram (1,5 sendok teh) perhari.
Yang direkomendasikan adalah sebanyak 2.300 miligram/hari (1 sendok teh) saja, kecuali bagi mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, diabetes, serta yang berusia lanjut.
"Sejumlah percobaan membuktikan bahwa penurunan asupan garam sebanyak 1.500 miligram saja sudah bisa menurunkan tensi," kata Sacks.
(lll/ask)











































