Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi Onkologi RS Hasan Sadikin Bandung, dr Susi Susanah, SpA, mengatakan bahwa penyandang talasemia berat di Indonesia sudah mencapai 9.000 orang. Namun itu semua belum bisa dipastikan karena masih banyak warga yang terdata.
"Dari jumlah 9 ribuan orang itu 40 persen di antaranya atau sekitar 3.500 orang berada di Jabar. Itu semua tersebar tidak ada kota atau kabupaten di Jabar yang tidak ada talasemia," ujar dr Susi usai menjadi pemateri dalam Hari Talasemia Dunia di Trans Studio Bandung, Selasa (8/5/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dr Susi Indonesia memang menjadi salah satu negara dengan tingkat penyandang talasemia terbanyak. Sebab Indonesia masuk dalam jajaran Sabuk Talasemia yang merupakan peta sebaran talasemia di dunia.
Ia memprediksi angka penyandang talasemia atau thaler di Indonesia akan terus meningkat. Terlebih sejak pemerintah menggratiskan biaya pengobatan bagi thaler, banyak warga yang mulai mau terbuka hingga akhirnya tercatat.
dr Susi berharap kesadaran warga untuk melakukan screening sebelum melangsungkan pernikahan bisa meminimalisir lahirnya anak thaler. Sebab talasemia adalah penyakit turunan dari orang tua yang memiliki sifat talasemia.
"Dihitung-hitung untuk transfusi darah dan lain-lain itu satu thaler butuh biaya Rp 350-400 juta pertahun. Sementara biaya screening hanya seperseribunya," katanya.
Meski begitu dr Susi tidak bisa menghalangi pasangan yang memiliki sifat talasemia untuk menikah. Sehingga sebagai konsultan ia hanya bisa memberikan konseling genetik terhadap pasangan yang sudah menikah.
"Kalau memang keukeuh ya kita akan beri konseling genetik. Karena kemungkinan melahirnya thaler 50 persen, 25 persen menjadi anak pembawa sifat (talasemia) dan 25 persen anak bisa lahir normal. Itu semua bisa terlihat saat anak memasuki usia kandungan 12 bulan," ujarnya.
Disinggung soal asupan makanan yang harus dihindari atau dikonsumsi para thaler, dr Susi mengatakan terpenting tidak mengandung banyak zat besi. Sebab zat tersebut adalah yang bisa merusak fisik para thaler.
"Jadi kurangi makan daging merah, bayam dan sayuran hijau. Lebih baik cari yang aman seperti wortel," ucapnya.











































