Ialah Devan, seorang pesepeda 'garis keras' yang tahun ini kembali mengayuh pedalnya untuk mudik dari Tangerang ke kampung halamannya di Tasikmalaya. Jarak lebih dari 300 km dengan kontur cenderung menanjak itu ditempuhnya bukan dengan sepeda mahal, melainkan dengan sepeda butut yang dibelinya beberapa waktu lalu.
"Ini dulu beli bekas, berapa ya? Sekitar 700 (ribu rupiah) kalau nggak salah," kata Devan, ditemui detikHealth saat hendak bertolak dari Jakarta, usai pelepasan Gowes Mudik 2018 di Korlantas Polri, Jakarta Selatan, Jumat (8/6/2018) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, Devan memilih apa adanya. Sepeda, baginya tidak harus mahal yang penting fungsional. Sepeda gunung dengan rangka atau frame baja (steel) yang diperbaikinya sendiri itu, terbukti cukup tangguh melahap rute menanjak menuju Tasikmalaya via Bandung.
Devan tengah istirahat dalam perjalanan mudiknya dari Tangerang ke Tasikmalaya. Foto: Wisma Putra |
Prinsip serupa juga dianut oleh Salikun, pemudik rute Jakarta-Kebumen yang juga memilih pulang menempuh jarak hampir 500 km dengan menggunakan sepeda bututnya. Sepeda mini warna hijau yang dikayuhnya, konon dibeli dengan harga sekitar Rp 120 ribu saja.
"Itu murah saya cuma 120-an, malah ditawar orang 2 juta sepeda saya," kata pria berusia 53 tahun yang sudah sejak 2012 selalu memilih mudik dengan mengayuh sepeda bututnya tersebut.
Salikun dengan sepeda bututnya melahap jalur Jakarta-Kebumen di musim mudik tahun ini. Foto: Widiya Wiyanti |
Poetoet Soedarjanto, ketua komunitas Bike to Work (B2W) Indonesia mengakui jenis sepeda yang digunakan para peserta mudik gowes tahun ini sangat beragam. Ada yang menggunakan mountain bike atau sepeda gunung, folding bike atau sepeda lipat (seli), dan ia sendiri menggunakan jenis sepeda dengan rangka bambu atau bamboo bike untuk mudik dari Tangerang menuju Madiun, Jawa Timur.
"Yang berangkat tanggal 11 Juni, Jakarta-Madiun itu pakai road bike, biasanya 3 hari dia, Mas Suyadi, sudah 13 kali kalau nggak salah gowes mudiknya," kata Poetoet yang dalam mudik kali ini akan gowes sejauh kurang lebih 800 km.
Apapun jenisnya, sepeda bagaimanapun hanya sebuah sarana untuk bugar. Yang bikin sehat tentu bukan harganya saja, tetapi niat dan komitmen menggunakannya untuk olahraga secara teratur.
Baca juga: Sepeda Boleh Mini, Sehatnya Tetap Maksimal! |












































Devan tengah istirahat dalam perjalanan mudiknya dari Tangerang ke Tasikmalaya. Foto: Wisma Putra
Salikun dengan sepeda bututnya melahap jalur Jakarta-Kebumen di musim mudik tahun ini. Foto: Widiya Wiyanti