Fakta-fakta Seputar Hepatitis

Fakta-fakta Seputar Hepatitis

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Jumat, 27 Jul 2018 14:30 WIB
Fakta-fakta Seputar Hepatitis
Fakta seputar hepatitis. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta - Tepat pada tanggal 28 Juli, Hari Hepatitis Sedunia diperingati. Guna sebagai langka peningkatan pemahaman dan kewaspadaan terhadap penyakit ini, yuk pahami mengenai fakta-fakta seputar hepatitis.

Pasalnya menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) sebanyak 7,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia mengalami hepatitis B, sementara Hepatitis C sebanyak 1 persen. Jumlahnya cukup tinggi kan?

Dirangkum detikHealth, biar kamu enggak kejebak dengan mitos seputar hepatitis, baca dulu nih deretan fakta berikut.

Memang bisa menular, tapi...

Foto: Thinkstock
Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral, yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan penderita.

Hepatitis B sangat menular tapi penyebarannya melalui kontak dengan darah yang terinfeksi dan cairan tubuh lainnya. Meskipun virus itu dapat ditemukan dalam air liur, virus itu tidak menyebar melalui berbagi peralatan makan atau berciuman.

Ini juga tidak menyebar melalui bersin, batuk, atau menyusui. Beberapa kasus terjadi karena faktor kontak seksual yang tidak terproteksi, atau jarum yang terkontaminasi.

Hepatitis C mempunyai tingkat keparahan yang paling tinggi dibanding Hepatitis A dan B. Sama dengan Hepatitis B, Virus hepatitis C ditularkan lewat darah yang jalan utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan).

Hepatitis B belum tentu mengalami kerusakan hati

Foto: Thinkstock
Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) sebanyak 7,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia mengalami hepatitis B, sementara Hepatitis C sebanyak 1 persen. Dari jumlah tersebut, hanya 30 persennya yang akan berakhir dengan sirosis atau kerusakan hati. Sementara yang lain hanya mengalami penurunan fungsi hati.

"Orang yang memiliki virus hepatitis B atau C belum tentu alami kerusakan hati. Beberapa kasus virus itu dorman dan hanya aktif kalau dibangkitkan dengan kebiasaan tidak sehat yang merusak hati," kata Dr dr Rino Alvani Gani, spesialis penyakit dalam.

A, B, C bukan tingkatan hepatitis

Foto: Thinkstock
Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo beberapa waktu lalu menjelaskan kelima jenis virus hepatitis tidak berhubungan satu sama lain. Penyebab dan gejalanya pun berbeda-beda.

"Perlu diingat A, B, C, D dan E itu bukan tingkatan penyakit melainkan jenis-jenis virusnya. Tapi yang paling sering terjadi itu hepatitis A, B dan C," tambahnya.

Hepatitis A lebih banyak menular lewat mulut atau makanan yang dikonsumsi. Sedangkan hepatitis B dan C ditularkan melalui darah atau komponen darah.

Hepatitis A paling aman?

Foto: ts
Secara umum hepatitis A tidak berbahaya dan juga tidak akan menjadi hepatitis kronis, akan tetapi ada satu kasus langka di mana hepatitis A juga bisa menyebabkan kematian. Kondisi ini disebut dengan fulminant hepatitis.

"Bisa terjadi walau angka kejadiannya kecil, tapi kalau terjadi agak sulit penanganannya, mortalitasnya 80 persen dan biasanya menunjukkan indikasi harus dilakukan transplantasi hati," kata Dr dr Andri Sanityoso, SpPD-KGEH dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Halaman 2 dari 5
Penularan virus Hepatitis A atau Hepatitis Virus tipe A (HVA) melalui fecal oral, yaitu virus ditemukan pada tinja. Virus ini juga mudah menular melalui makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi, juga terkadang melalui hubungan seks dengan penderita.

Hepatitis B sangat menular tapi penyebarannya melalui kontak dengan darah yang terinfeksi dan cairan tubuh lainnya. Meskipun virus itu dapat ditemukan dalam air liur, virus itu tidak menyebar melalui berbagi peralatan makan atau berciuman.

Ini juga tidak menyebar melalui bersin, batuk, atau menyusui. Beberapa kasus terjadi karena faktor kontak seksual yang tidak terproteksi, atau jarum yang terkontaminasi.

Hepatitis C mempunyai tingkat keparahan yang paling tinggi dibanding Hepatitis A dan B. Sama dengan Hepatitis B, Virus hepatitis C ditularkan lewat darah yang jalan utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan).

Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) sebanyak 7,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia mengalami hepatitis B, sementara Hepatitis C sebanyak 1 persen. Dari jumlah tersebut, hanya 30 persennya yang akan berakhir dengan sirosis atau kerusakan hati. Sementara yang lain hanya mengalami penurunan fungsi hati.

"Orang yang memiliki virus hepatitis B atau C belum tentu alami kerusakan hati. Beberapa kasus virus itu dorman dan hanya aktif kalau dibangkitkan dengan kebiasaan tidak sehat yang merusak hati," kata Dr dr Rino Alvani Gani, spesialis penyakit dalam.

Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo beberapa waktu lalu menjelaskan kelima jenis virus hepatitis tidak berhubungan satu sama lain. Penyebab dan gejalanya pun berbeda-beda.

"Perlu diingat A, B, C, D dan E itu bukan tingkatan penyakit melainkan jenis-jenis virusnya. Tapi yang paling sering terjadi itu hepatitis A, B dan C," tambahnya.

Hepatitis A lebih banyak menular lewat mulut atau makanan yang dikonsumsi. Sedangkan hepatitis B dan C ditularkan melalui darah atau komponen darah.

Secara umum hepatitis A tidak berbahaya dan juga tidak akan menjadi hepatitis kronis, akan tetapi ada satu kasus langka di mana hepatitis A juga bisa menyebabkan kematian. Kondisi ini disebut dengan fulminant hepatitis.

"Bisa terjadi walau angka kejadiannya kecil, tapi kalau terjadi agak sulit penanganannya, mortalitasnya 80 persen dan biasanya menunjukkan indikasi harus dilakukan transplantasi hati," kata Dr dr Andri Sanityoso, SpPD-KGEH dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

(ask/up)

Hari Hepatitis Sedunia
10 Konten
Tanggal 28 Juli diperingati sebagai hari hepatitis. Infeksi yang begitu dekat dengan keseharian, tetapi kurang begitu dikenal. Padahal sangat mematikan dan tentu saja bisa dicegah.
Berita Terkait