Yuk Catat, Ini 5 Fakta Penting Tentang Vaksin

Yuk Catat, Ini 5 Fakta Penting Tentang Vaksin

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Minggu, 12 Agu 2018 07:06 WIB
Yuk Catat, Ini 5 Fakta Penting Tentang Vaksin
Vaksin merupakan salah satu cara untuk mempercepat eliminasi campak dan rubella. Foto: thinkstock
Jakarta - Vaksin mencegah dua sampai tiga juta kematian tiap tahunnya. Beberapa waktu lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan Bangladesh, Bhutan, Maladewa, Nepal, Sri Lanka dan Timor-Leste menjadi enam negara pertama yang berada di regional Asia Tenggara WHO yang telah mengontrol rubella dan congenital rubella syndrome.

"Pencapaian ini mendemonstrasikan komitmen dan resolusi dari negara-negara pada region tersebut pada kesehatan dari wanita dan anak-anak, dan untuk cakupan kesehatan menyeluruh," kata Dr Poonam Khetrapal Singh, direktur regional dari WHO Asia Tenggara, dilaporkan dari situs resmi WHO.

Pencapaian dari enam negara ini dua tahun lebih cepat dari tahun 2020 yang menjadi target. Di Indonesia, selama bulan Agustus sampai September 2018 akan dilaksanakan fase II kampanye imunisasi Measles Rubella (MR).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terlepas dari isu dan polemik seputar vaksin, agar Indonesia menjadi negara selanjutnya yang lebih cepat mencapai eliminasi campak dan rubella, yuk ketahui 5 fakta penting tentang vaksin dari WHO:


1. Vaksin aman dan efektif

Foto: Grandyos Zafna.
Semua vaksin yang terlisensi sudah diuji secara ketat sebelum disetujui untuk digunakan, secara teratur dinilai, dan akan terus dipantau untuk efek samping yang bisa timbul.

Dalam situs resmi WHO, disebutkan selama tahun 2016 ada 116,5 juta bayi di seluruh dunia menerima 3 dosis vaksin difteri-tetanus-pertusis, yang melindungi mereka melawan penyakit menular tersebut. Kemudian penurunan yang signifikan dalam jumlah kematian akibat campak antara tahun 2000-2016 di seluruh dunia sebanyak 84 persen, disebabkan oleh pemberian vaksin MR.

2. Vaksin mencegah penyakit mematikan

Foto: Grandyos Zafna.
Vaksin mampu mencegah anak dari terkena 26 penyakit kronis dan mematikan, di antaranya:

- Kanker serviks
- Kolera
- Difteri
- Hepatitis B
- Influenza
- Japanese enchepalitis (peradangan pada otak)
- Campak
- Gondong
- Pertussis atau batuk rejan
- Pneumonia (paru-paru basah)
- Polio
- Rabies
- Rotavirus
- Rubella
- Tetanis
- Demam tifoid
- Cacar air
- Demam kuning (yellow fever)

3. Vaksin memberikan imunitas lebih baik

Foto: Ari Saputra
Respons sistem imun terhadap vaksin mirip dengan yang dihasilkan dari infeksi alami, namun risikonya lebih rendah.

Infeksi alami adalah imunitas aktif yang diperoleh secara alami terjadi ketika seseorang terpapar patogen dan menjadi penyakit, kemudian menjadi kebal sebagai akibat dari respon primer sistem imun, menurut situs EMPR.

4. Vaksin yang dikombinasikan aman dan bermanfaat.

Foto: Ari Saputra
Memberikan beberapa vaksin dalam satu waktu tidak menimbulkan efek negatif pada sistem imun anak. Malahan justru mengurangi rasa tidak nyaman pada anak dan sekaligus menghemat waktu dan uang.


5. Jika vaksinasi dihentikan, penyakit akan kembali

Foto: Muhjammad Iqbal
Walaupun sudah berusaha menanggulangi dan mencegah penyakit dengan meningkatkan kebersihan, sanitasi dan akses ke sumber air yang aman, infeksi akan tetap menyebar.

Jika seseorang tak divaksin, maka penyakit-penyakit menular yang telah menjadi langka akan dengan cepat kembali muncul.
Halaman 2 dari 6
Semua vaksin yang terlisensi sudah diuji secara ketat sebelum disetujui untuk digunakan, secara teratur dinilai, dan akan terus dipantau untuk efek samping yang bisa timbul.

Dalam situs resmi WHO, disebutkan selama tahun 2016 ada 116,5 juta bayi di seluruh dunia menerima 3 dosis vaksin difteri-tetanus-pertusis, yang melindungi mereka melawan penyakit menular tersebut. Kemudian penurunan yang signifikan dalam jumlah kematian akibat campak antara tahun 2000-2016 di seluruh dunia sebanyak 84 persen, disebabkan oleh pemberian vaksin MR.

Vaksin mampu mencegah anak dari terkena 26 penyakit kronis dan mematikan, di antaranya:

- Kanker serviks
- Kolera
- Difteri
- Hepatitis B
- Influenza
- Japanese enchepalitis (peradangan pada otak)
- Campak
- Gondong
- Pertussis atau batuk rejan
- Pneumonia (paru-paru basah)
- Polio
- Rabies
- Rotavirus
- Rubella
- Tetanis
- Demam tifoid
- Cacar air
- Demam kuning (yellow fever)

Respons sistem imun terhadap vaksin mirip dengan yang dihasilkan dari infeksi alami, namun risikonya lebih rendah.

Infeksi alami adalah imunitas aktif yang diperoleh secara alami terjadi ketika seseorang terpapar patogen dan menjadi penyakit, kemudian menjadi kebal sebagai akibat dari respon primer sistem imun, menurut situs EMPR.

Memberikan beberapa vaksin dalam satu waktu tidak menimbulkan efek negatif pada sistem imun anak. Malahan justru mengurangi rasa tidak nyaman pada anak dan sekaligus menghemat waktu dan uang.


Walaupun sudah berusaha menanggulangi dan mencegah penyakit dengan meningkatkan kebersihan, sanitasi dan akses ke sumber air yang aman, infeksi akan tetap menyebar.

Jika seseorang tak divaksin, maka penyakit-penyakit menular yang telah menjadi langka akan dengan cepat kembali muncul.

(frp/up)

Fatwa Mubah Vaksin MR
64 Konten
MUI menetapkan fatwa haram untuk vaksin Measles Rubella (MR). Namun pemakaian vaksin ini tetap diperbolehkan alias 'mubah' karena belum ada vaksin yang suci atau halal.
Berita Terkait