Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Seseorang Mengalami Insomnia (2)

Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Seseorang Mengalami Insomnia (2)

Suherni Sulaeman - detikHealth
Senin, 13 Agu 2018 19:35 WIB
Ini yang Terjadi pada Tubuh Ketika Seseorang Mengalami Insomnia (2)
Ini yang terjadi pada tubuh ketika kamu mengalami insomnia. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta -
Apakah Anda mengalami insomnia? Jika ya, maka gangguan tersebut bukanlah sebuah hal yang biasa saja, karena faktanya gangguan tersebut memiliki risiko yang berbahaya terhadap tubuh Anda. Bahaya insomnia bukan hanya berkaitan dengan kesehatan fisik saja tapi juga dengan kesehatan mental.

Berikut adalah efek samping yang terjadi pada tubuh ketika seseorang mengalami insomnia seperti dikutip dari Bright Side:

Penuaan dini

Foto: ilustrasi/thinkstock
Bahkan satu hari tidak cukup tidur pun dapat berdampak pada kulit. Ya, kita bisa melihat bagaimana mata menjadi lebih kencang dan kulit menjadi lebih pucat ketika kehilangan beberapa jam tidur. Kurang tidur kronis dapat memiliki dampak besar pada kulit, di antaranya menyebabkan kulit menjadi longgar, membuat garis-garis halus muncul lebih cepat, dan menyebabkan lingkaran gelap di bawah mata.

Ketika tubuh tidak mendapatkan jumlah tidur yang cukup, maka tubuh melepaskan sejumlah hormon yang disebut kortisol. Kortisol ini kemudian menghancurkan kolagen di kulit yang bertanggung jawab untuk menjaganya tetap kuat.

Selain itu, kurang tidur juga menyebabkan ketidakseimbangan dalam hormon pertumbuhan manusia. Ketika kita muda, hormon ini diproduksi untuk membantu tubuh kita tumbuh, seiring bertambahnya usia, hormon ini bertanggung jawab untuk meningkatkan massa otot, memperkuat tulang, dan menjaga kulit tetap kencang. Hormon itu dilepaskan ketika kita tidur dan itu memainkan peran besar dalam perbaikan jaringan.

Kehilangan memori

Foto: ilustrasi/thinkstock
Ketika kita tidur, otak menciptakan gelombang riak yang tajam yang bertanggung jawab untuk konsolidasi memori. Riak-riak ini memiliki kemampuan untuk menghubungkan kenangan bersama dan mentransfer informasi baru dari memori pendek (hippocampus) ke bagian memori panjang (neocortex) dari otak yang disimpan.

Ketika seseorang tidak cukup tidur, otak hanya menyimpan kenangan untuk sementara dan mencegah seseorang untuk mengingat hal-hal dalam jangka panjang sehingga menjadi lupa.

Berat badan naik

Foto: ilustrasi/thinkstock

Efek samping lain dari insomnia adalah meningkatnya rasa lapar dan nafsu makan yang dapat menyebabkan obesitas. Menurut sebuah penelitian, orang yang tidur kurang dari 7 jam setiap malam 2 kali lebih mungkin untuk mengalami kelebihan berat badan dibandingkan mereka yang tidur lebih dari 7 jam. Ada hubungan kuat antara tidur dan peptida yang bertanggung jawab untuk mengendalikan rasa lapar.

Hormon yang disebut ghrelin bertanggung jawab untuk merangsang rasa lapar dan leptin yang merupakan protein yang mengatur lemak dalam tubuh dan memberi sinyal pada otak untuk menekan nafsu makan. Jadi, ketika tubuh tidak mendapatkan cukup tidur, maka tubuh tidak menghasilkan cukup ghrelin dan leptin, sehingga mengarah ke ilusi bahwa tubuh masih merasa lapar.

Halaman 2 dari 4

Bahkan satu hari tidak cukup tidur pun dapat berdampak pada kulit. Ya, kita bisa melihat bagaimana mata menjadi lebih kencang dan kulit menjadi lebih pucat ketika kehilangan beberapa jam tidur. Kurang tidur kronis dapat memiliki dampak besar pada kulit, di antaranya menyebabkan kulit menjadi longgar, membuat garis-garis halus muncul lebih cepat, dan menyebabkan lingkaran gelap di bawah mata.

Ketika tubuh tidak mendapatkan jumlah tidur yang cukup, maka tubuh melepaskan sejumlah hormon yang disebut kortisol. Kortisol ini kemudian menghancurkan kolagen di kulit yang bertanggung jawab untuk menjaganya tetap kuat.

Selain itu, kurang tidur juga menyebabkan ketidakseimbangan dalam hormon pertumbuhan manusia. Ketika kita muda, hormon ini diproduksi untuk membantu tubuh kita tumbuh, seiring bertambahnya usia, hormon ini bertanggung jawab untuk meningkatkan massa otot, memperkuat tulang, dan menjaga kulit tetap kencang. Hormon itu dilepaskan ketika kita tidur dan itu memainkan peran besar dalam perbaikan jaringan.

Ketika kita tidur, otak menciptakan gelombang riak yang tajam yang bertanggung jawab untuk konsolidasi memori. Riak-riak ini memiliki kemampuan untuk menghubungkan kenangan bersama dan mentransfer informasi baru dari memori pendek (hippocampus) ke bagian memori panjang (neocortex) dari otak yang disimpan.

Ketika seseorang tidak cukup tidur, otak hanya menyimpan kenangan untuk sementara dan mencegah seseorang untuk mengingat hal-hal dalam jangka panjang sehingga menjadi lupa.

Efek samping lain dari insomnia adalah meningkatnya rasa lapar dan nafsu makan yang dapat menyebabkan obesitas. Menurut sebuah penelitian, orang yang tidur kurang dari 7 jam setiap malam 2 kali lebih mungkin untuk mengalami kelebihan berat badan dibandingkan mereka yang tidur lebih dari 7 jam. Ada hubungan kuat antara tidur dan peptida yang bertanggung jawab untuk mengendalikan rasa lapar.

Hormon yang disebut ghrelin bertanggung jawab untuk merangsang rasa lapar dan leptin yang merupakan protein yang mengatur lemak dalam tubuh dan memberi sinyal pada otak untuk menekan nafsu makan. Jadi, ketika tubuh tidak mendapatkan cukup tidur, maka tubuh tidak menghasilkan cukup ghrelin dan leptin, sehingga mengarah ke ilusi bahwa tubuh masih merasa lapar.

(hrn/up)

Berita Terkait