Keprihatinan perubahan fungsi puskemas diungkapkan praktisi hidup sehat Ade Rai, yang menyarankan segera adanya perubahan. Salah satunya mengadakan fasilitas olahraga bagi masyarakat sekitar.
"Bisa dengan membangun gym di puskesmas, karena sekarang peralatannya bisa diperoleh dengan mudah dan murah," katanya.
Ade mencontohkan peralatan semacam monkey bar, push up, dan pull up yang bisa diperoleh di dalam negeri. Hal ini bisa memberi manfaat lebih besar dibanding menggelontorkan banyak dana untuk biaya pengobatan. Besarnya upaya kuratif telah menyebabkan BPJS Kesehatan mengalami defisit setiap tahunnya.
Dengan penambahan fasilitas olahraga, puskesmas tak lagi hanya melayani upaya kuratif. Yang lebih penting, masyarakat bisa belajar menerapkan pola hidup sehat yang sebetulnya sangat sederhana. Ade yakin penerapan upaya pencegahan bisa mengurangi masalah pelayanan kesehatan, misal antrian, obat yang tak memenuhi harapan, dan belum ratanya distribusi dokter.
Pencegahan sebetulnya lebih efektif mengatasi berbagai penyakit di Indonesia. Terutama, penyakit degeneratif akibat ulah sendiri. Penyakit yang tidak menular ini dikenal sebagai diabetes, hipertensi, gangguan jantung dan pembuluh darah. Pasien penyakit ini tak bisa sembuh, namun serangannya bisa dikendalikan dengan pengobatan dan kontrol rutin.
Sayangnya, kesadaran melakukan upaya pencegahan masih sangat minim. Orientasi penanganan medis masih berpusat pada pengobatan, yang terus menelan biaya besar tanpa henti. Defisit dan perbaikan layanan medis hanya bisa diimbangi dengan upaya preventif dan promotif kesehatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |












































