Beberapa wanita akan merasa 'tidak utuh' saat kehilangan payudara mereka. Ahli radiologi onkologi, dr Yuddi Wahyono, SPOnk, Rad, dari RS Siloam Simatupang menjelaskan sebenarnya setiap pasien sebelum melakukan suatu prosedur harus mendapatkan konseling atau penjelasan secara utuh untuk menghindari hal-hal seperti itu.
"Seringkali pasien beranggapan 'tidak utuh' setelah mastektomi, tapi pasien harus tanyakan kepada suami atau keluarga. Kalau suaminya bilang tidak apa-apa, artinya dia mendapat motivasi," lanjutnya, usai ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (13/10/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepercayaan diri bisa datang dari diri pasien tersebut jika dibangun lewat lingkungannya, seperti contoh dari keluarga. Tim dokter yang menangani juga harus terus memotivasi. Yang perlu ditanamkan pada pasien adalah mengutamakan penyembuhan dan pembersihan dari tumor kanker.
Untuk masalah memperbaiki, dr Yuddi menyebut ada banyak cara. Bisa dengan merekonstruksi atau pasang implan. Implan payudara kini juga bisa dilakukan tanpa menggunakan silikon, namun diambil dari lemak di bagian tubuh lainnya.
"Nggak usah khawatir untuk pasien yang masih memperhatikan penampilannya," imbuh dia.
Kanker payudara masih jadi penyebab utama kematian kanker pada wanita. Data GLOBOCAN 2018 mencatat setidaknya ada 58.256 kasus baru yang terjadi di Indonesia. Kini, riwayat genetik hanya berperan setidaknya 10 persen dari kejadian kasus, sisanya disebabkan oleh gaya hidup terutama yang tidak sehat.











































