Terlihat Bersih, Tempat ini Ternyata Sarang Kuman

Terlihat Bersih, Tempat ini Ternyata Sarang Kuman

Rosmha Widiyani - detikHealth
Senin, 15 Okt 2018 12:57 WIB
Terlihat Bersih, Tempat ini Ternyata Sarang Kuman
Ilustrasi membersihkan rumah. Foto: Thinkstock
Jakarta - Penampakan ruang yang terlihat bersih dan kinclong kerap dianggap aman dari serangan virus, bakteri, dan patogen lainnya. Padahal faktanya tidak selalu seperti itu. Berbagai jenis organisme penyebab penyakit masih bisa hidup meski ruang telah dibersihkan teratur dengan cairan pembersih.

Dikutip dari Web MD, asisten dokter di fasilitas kesehatan primer Rod Moser menjelaskan beberapa tempat yang terlihat bersih padahal merupakan sarang kuman. Hal ini mengingatkan untuk tidak absen menjaga kebersihan, salah satunya cuci tangan tiap hendak memulai atau mengakhiri aktivitas. Upaya lainnya adalah rutin membersihkan ruang dengan cairan pembersih. Berikut lima tempat yang sering jadi rumah kuman meski terlihat bersih.

Tempat tinggal

Foto: Thinkstock
Dapur dan kamar mandi merupakan tempat yang paling banyak terkontaminasi kuman di rumah atau tempat tinggal lain. Moser mengatakan, bahan makanan mentah dan kegiatan domestik menjadi sumber utama kontaminan di rumah.

Untuk menekan risiko infeksi, Moser menyarankan untuk rutin membersihkan dapur dan kamar mandi dengan cairan disinfektan. Usai menggunakan toilet, pastikan untuk menutup sebelum menekan flush untuk mencegah penyebaran infeksi. Selanjutnya, pastikan rutin cuci piring, membersihkan seluruh permukaan dapur, dan mengganti lap pengering tangan.

Kantor

Foto: Getty Images
Studi yang dilakukan ahli mikrobiologi Charles Gerba dari University of Arizona merujuk tiga lokasi dengan kuman terbanyak di tempat kerja. Meja, telepon, dan tombol komputer yang digunakan guru, akuntan, dan banker adalah tempat yang paling banyak dihuni kuman.

Moser menyarankan pembersihan rutin kubikel yang biasa digunakan untuk bekerja, terutama bila ruang digunakan bersama pegawai lain. Meja, komputer, dan telepon bisa disemprot dengan cairan disinfektan, lalu dibiarkan kering dengan sendirinya.

Pesawat

Foto: shutterstock
Pesawat berisiko banyak dihuni kuman akibat pergantian banyak orang dalam waktu singkat. Ahli epidemiologi rumah sakit untuk Shands Healthcare Lennox K. Archibald menjelaskan, virus yang menyerang sistem pernapasan atas dan bakteri usus paling mudah menginfeksi selama penerbangan. Kuman di pesawat paling banyak ditemukan di WC dan kabin, dengan risiko penularan makin tinggi bila ada penumpang yang batuk.

Moser dan Archibald menyarankan pembersihan lengan kursi, baki, dan jendela dengan cairan disinfektan sebelum duduk. Saran lainnya adalah cuci tangan usai menggunakan kamar mandi, atau menghindari penggunaannya dalam penerbangan jarak pendek.

Hotel

Foto: Thinkstock
Entomologis dari Illinois Department of Public Health Linn Haramis mengatakan, tempat penginapan kini tengan menghadapi masalah bed bug. Kutu memang bukan hewan yang menjadi vektor penyakit tertentu. Namun gigitan kutu memicu reaksi alergi dan memberi kesan layanan hotel yang buruk.

Haramis menyarankan segera ganti kamar bila mendapati kamar mandi yang tidak bersih, atau spot hitam-coklat di kasur atau kepala tempat tidur. Spot tersebut adalah bukti kehidupan kutu di tempat tidur. Selain itu, pastikan menyemprot telepon, meja, dan seluruh permukaan hotel dengan cairan pembersih.

Kolam renang

Foto: Thinkstock
Center for Diseases Control and Prevention (CDC) mencatat peningkatan infeksi di tempat rekreasi air selama satu dekade terakhir. Masalah utamanya adalah diare yang diakibatkan protozoa Giardia, Cryptosporidium, bakteri Shigella, E. Coli, dan Norovirus. Klorin yang biasa digunakan untuk membersihkan kolam tidak segera membunuh kuman. Bakteri Cryptosporidium mampu hidup hingga beberapa hari di kolam yang sudah dibersihkan. Risiko infeksi bisa ditekan dengan tidak renang bila sedang diare, menghindari minum air kolam, dan mandi sebelum renang.
Halaman 2 dari 6
Dapur dan kamar mandi merupakan tempat yang paling banyak terkontaminasi kuman di rumah atau tempat tinggal lain. Moser mengatakan, bahan makanan mentah dan kegiatan domestik menjadi sumber utama kontaminan di rumah.

Untuk menekan risiko infeksi, Moser menyarankan untuk rutin membersihkan dapur dan kamar mandi dengan cairan disinfektan. Usai menggunakan toilet, pastikan untuk menutup sebelum menekan flush untuk mencegah penyebaran infeksi. Selanjutnya, pastikan rutin cuci piring, membersihkan seluruh permukaan dapur, dan mengganti lap pengering tangan.

Studi yang dilakukan ahli mikrobiologi Charles Gerba dari University of Arizona merujuk tiga lokasi dengan kuman terbanyak di tempat kerja. Meja, telepon, dan tombol komputer yang digunakan guru, akuntan, dan banker adalah tempat yang paling banyak dihuni kuman.

Moser menyarankan pembersihan rutin kubikel yang biasa digunakan untuk bekerja, terutama bila ruang digunakan bersama pegawai lain. Meja, komputer, dan telepon bisa disemprot dengan cairan disinfektan, lalu dibiarkan kering dengan sendirinya.

Pesawat berisiko banyak dihuni kuman akibat pergantian banyak orang dalam waktu singkat. Ahli epidemiologi rumah sakit untuk Shands Healthcare Lennox K. Archibald menjelaskan, virus yang menyerang sistem pernapasan atas dan bakteri usus paling mudah menginfeksi selama penerbangan. Kuman di pesawat paling banyak ditemukan di WC dan kabin, dengan risiko penularan makin tinggi bila ada penumpang yang batuk.

Moser dan Archibald menyarankan pembersihan lengan kursi, baki, dan jendela dengan cairan disinfektan sebelum duduk. Saran lainnya adalah cuci tangan usai menggunakan kamar mandi, atau menghindari penggunaannya dalam penerbangan jarak pendek.

Entomologis dari Illinois Department of Public Health Linn Haramis mengatakan, tempat penginapan kini tengan menghadapi masalah bed bug. Kutu memang bukan hewan yang menjadi vektor penyakit tertentu. Namun gigitan kutu memicu reaksi alergi dan memberi kesan layanan hotel yang buruk.

Haramis menyarankan segera ganti kamar bila mendapati kamar mandi yang tidak bersih, atau spot hitam-coklat di kasur atau kepala tempat tidur. Spot tersebut adalah bukti kehidupan kutu di tempat tidur. Selain itu, pastikan menyemprot telepon, meja, dan seluruh permukaan hotel dengan cairan pembersih.

Center for Diseases Control and Prevention (CDC) mencatat peningkatan infeksi di tempat rekreasi air selama satu dekade terakhir. Masalah utamanya adalah diare yang diakibatkan protozoa Giardia, Cryptosporidium, bakteri Shigella, E. Coli, dan Norovirus. Klorin yang biasa digunakan untuk membersihkan kolam tidak segera membunuh kuman. Bakteri Cryptosporidium mampu hidup hingga beberapa hari di kolam yang sudah dibersihkan. Risiko infeksi bisa ditekan dengan tidak renang bila sedang diare, menghindari minum air kolam, dan mandi sebelum renang.

(Rosmha Widiyani/fds)

Berita Terkait