Menurunkan berat badan sebanyak 55 kg dalam waktu satu tahun mungkin tidak terdengar mudah dan terkesan 'drastis' bagi beberapa orang. Ahli endokrin dari Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, dr Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, menyebut bahwa proses penurunan berat badan Kemal masih cukup sehat dan bagus.
"Soalnya si Kemal itu yang dia kerjain secara fisiologis atur makan dengan olahraga. Dia terus komitmen, terus-terusan tanpa berhenti. Jadi masih cukup sehatlah, udah cukup bagus. Turun 55 kg itu adalah hasil dari komitmen dia, cukup bagus 55 kg itu," tuturnya saat berbincang dengan detikHealth via sambungan telepon, Kamis (1/11/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, secara umum orang yang bukan atlet mampu menurunkan berat badan karena 30 persennya olahraga, 70 persennya lewat makan dan mengatur diet. Kini, usai sukses mencapai target berat badan, PR Kemal selanjutnya adalah menjaga berat badan tubuhnya agar tak naik lagi atau yang disebut dengan fenomena yo-yo diet.
dr Dante, panggilan akrabnya, mengatakan bahwa untuk tak mengalami fenomena yo-yo diet maka penting untuk mempertahankan asupan kalori sesuai dengan kebutuhan hariannya. Ini berlaku juga untuk orang yang ingin berdiet seperti Kemal.
"Makanya dia harus memperhatikan kalorinya dia. Misal dia sehari 1700 kalori, dia harus tahu pola makannya seperti apa. Mengatasi rasa lapar bisa pakai protein dan serat. Kurangi karbohidrat. Tapi ingat, olahraga mesti jalan terus ya, kalau berhenti nanti pembakarannya kurang," imbuh dia.
Dokter yang kini menjadi Ketua Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) juga menjelaskan ada tiga latihan yang paling efektif untuk menurunkan berat badan. Yaitu berenang, berlari dan latihan otot. Bisa juga dilakukan untuk mencegah terjadinya yo-yo diet dan menjaga berat badan tubuh.
"Lebih banyak kalori yang dibakar saat berlari. Kenapa beda? Saat lari kita bisa menghirup napas, terjadi yang namanya pembakaran aero. Apalagi kalau ditambah dengan latihan otot, seperti angkat beban, gym. Muscle strength membuat lemak di antara otot terbakar," pungkas dr Dante.











































