Jakarta -
Hal yang ditakutkan kebanyakan pria mengenai hubungan seksual ialah ejakulasi dini. Sering kali, ejakulasi dini dianggap mengecewakan Anda dan istri.
Dikutip dari MensXP, ejakulasi dini ternyata dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. Menurut Global Online Sexuality Survey tahun 2011, satu dari tiga pria di Amerika Serikat melaporkan mengalami ejakulasi dini.
Di masyarakat, ternyata banyak mitos-mitos yang beredar mengenai kondisi ejakulasi ini. Mitos apa saja itu?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ejakulasi dini masalah pada pria muda
Foto: Getty Images
|
Siapa bilang ejakulasi dini masalah pada pria muda saja? Ejakulasi dini tidak memandang usia. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa 28 persen ejakulasi dini terjadi pada pria Korea usia 20-an, 30 persen pada usia 30-an, 30 persen pada usia 40-an, dan 12 persen pada usia 50-an.Sedangkan penelitian dari Universitas Chicago menunjukkan bahwa prevalensi ejakulasi dini pada pria usia 18-59 adalah sebagai berikut:
- 18-29: 30%
- 30-39: 32%
- 40-49: 28%
- 50-59: 31%
Terlahir dengan kondisi ejakulasi dini
Foto: Thinkstock
|
Ejakulasi dini itu bukan bawaan lahir. Ada beberapa jenis ejakulasi dini, salah satunya dipengaruhi oleh stres atau cemas. Dalam beberapa kasus, hal ini berkaitan dengan kehidupan hubungan dengan istri.Namun ada pula ejakulasi dini yang disebabkan oleh genetik. Menurut ahli neuropsikiatrik, Dr Marcel D. Waldinger, 91 persen kasus ejakulasi dini kronis disebabkan oleh genetik.
Ejakulasi dini karena pria tidak mau bertahan lama
Foto: thinkstock
|
Banyak istri yang memiliki pasangan mengalami ejakulasi dini sering keliru bahwa para suami tidak berusaha cukup keras untuk bertahan lama dalam proses bercinta. Itu pemikiran yang salah.Percayalah, pria tidak bisa mengendalikan ketika ia mengalami ejakulasi. Ejakulasi dini berlangsung begitu saja tanpa kendali.
Ejakulasi dini dapat diobati dengan obat kuat
Foto: Thinkstock
|
Beberapa pria berpikir bahwa menggunakan obat kuat seperti Viagra dan Cialis dapat mengobati ejakulasi dini. Sayangnya tidak bisa.Obat-obat kuat itu berfungsi untuk membantu terjadinya ereksi penis, bukan untuk memperlama waktu bercinta dengan menahan ejakulasi.
Siapa bilang ejakulasi dini masalah pada pria muda saja? Ejakulasi dini tidak memandang usia. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa 28 persen ejakulasi dini terjadi pada pria Korea usia 20-an, 30 persen pada usia 30-an, 30 persen pada usia 40-an, dan 12 persen pada usia 50-an.
Sedangkan penelitian dari Universitas Chicago menunjukkan bahwa prevalensi ejakulasi dini pada pria usia 18-59 adalah sebagai berikut:
- 18-29: 30%
- 30-39: 32%
- 40-49: 28%
- 50-59: 31%
Ejakulasi dini itu bukan bawaan lahir. Ada beberapa jenis ejakulasi dini, salah satunya dipengaruhi oleh stres atau cemas. Dalam beberapa kasus, hal ini berkaitan dengan kehidupan hubungan dengan istri.
Namun ada pula ejakulasi dini yang disebabkan oleh genetik. Menurut ahli neuropsikiatrik, Dr Marcel D. Waldinger, 91 persen kasus ejakulasi dini kronis disebabkan oleh genetik.
Banyak istri yang memiliki pasangan mengalami ejakulasi dini sering keliru bahwa para suami tidak berusaha cukup keras untuk bertahan lama dalam proses bercinta. Itu pemikiran yang salah.
Percayalah, pria tidak bisa mengendalikan ketika ia mengalami ejakulasi. Ejakulasi dini berlangsung begitu saja tanpa kendali.
Beberapa pria berpikir bahwa menggunakan obat kuat seperti Viagra dan Cialis dapat mengobati ejakulasi dini. Sayangnya tidak bisa.
Obat-obat kuat itu berfungsi untuk membantu terjadinya ereksi penis, bukan untuk memperlama waktu bercinta dengan menahan ejakulasi.
(wdw/fds)