Obat Kuat dan 5 Hal Lain yang Bisa Memicu Ereksi Berkepanjangan

Obat Kuat dan 5 Hal Lain yang Bisa Memicu Ereksi Berkepanjangan

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Kamis, 29 Nov 2018 16:15 WIB
Obat Kuat dan 5 Hal Lain yang Bisa Memicu Ereksi Berkepanjangan
Ereksi tanpa henti dikenal sebagai priapism (Foto: iStock)
Jakarta - Food and Drug Administration (FDA) mengeluarkan peringatan soal obat 'badak' untuk disfungsi ereksi. Beberapa orang melaporkan sakit kepala parah dan ereksi berkepanjangan usai mengonsumsi Rhino.

Dalam dunia medis, ereksi berkepanjangan dikenal sebagai priapism. Ereksi yang tidak normal dan kadang sangat menyakitkan tersebut tidak selalu disebabkan oleh rangsang seksual, melainkan oleh sebab lain. Pengaruh obat kuat adalah salah satunya.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam beberapa kasus, priapism juga bisa terjadi sebagai efek samping tindakan operasi. Seperti dirangkum detikHealth, berikut ini beberapa hal yang menyebabkan ereksi berkepanjangan, atau bahkan permanen.

Kanker

Foto: iStock
Seorang pria di Taiwan mendatangi dokter untuk mencari pertolongan. Ia datang dengan keluhan ereksi tanpa henti yang sudah berlangsung selama hampir sepekan. Ia bahkan merasa alat kelaminnya nyaris meledak.

Hasil pemeriksaan menunjukkan pria ini mengidap kanker saluran kemih. Dokter dari Kaohsiung Chang Gung Memorial Hospital menyebut kanker yang diidapnya menyebar hingga merusak pembuluh darah di Mr P.

Tak ada pilihan lain, pria tersebut harus merelakan Mr P diamputasi demi menghentikan derita ereksi tanpa henti.

Efek samping operasi

Foto: iStock
Datang ke dokter untuk operasi plastik, seorang pria asal Kroasia malah pulang dengan kondisi ereksi. Neven Ciganovic menjalani rhinoplasty atau operasi memperbaiki struktur hidung di Iran dan mengalami keluhan ereksi sepulangnya ke Serbia.

Dokter menyebut Neven mengalami priapism. Kemungkinan penyebabnya adalah efek samping anestesi atau obat bius yang tanpa diduga membuat aliran darah terjebak di Mr P.

Overdosis obat kuat

Foto: iStock
Overdosis obat kuat bisa sangat fatal, karena kerjanya berpengaruh langsung ke jantung. Beruntung, Daniel Medforth asal Inggris hanya mengalaminya pada Mr P. Walau tidak mematikan, efek samping yang dialaminya cukup menyakitkan. Selama 5 hari ia mengalami ereksi tak berkesudahan.

"Saya merasa sakit, pusing, dan berhalusinasi. Semua yang saya lihat warnanya biru. Dan saya mengalami ereksi hebat yang tidak mau hilang," katanya.

'Kualat'

Foto: iStock


Ini yang dinamakan kualat. Seorang pria di Amerika Serikat, Edward Stalling menggugat sebuah rumah sakit yang memberinya obat tidur. Efek samping yang dialaminya adalah ereksi permanen setelah dirawat 10 hari. Gugatan dilayangkan karena rumah sakit dinilai tidak memberi tahu efek samping tersebut.

Gara-gara ereksi permanen tersebut, Edward mengalami fibrosis atau pengerasan otot dan pembuluh darah di penis. Nah, belakangan kerusakan tersebut malah membuat penis Edward tidak bisa ereksi sama sekali.

Muncul spontan

Foto: iStock

Priapism kadang tidak disertai sebab yang jelas. Seperti dialami Jason Garnett dari Inggris. Suatu pagi, ia bangun tidur dalam kondisi ereksi. Tidak ada yang aneh sampai sejam kemudian ereksinya tidak kunjung mereda. Menjelang makan siang, ia makin panik karena masih ereksi.

Jason akhirnya mendatangi rumah sakit untuk mencari pertolongan. Dokter sampai harus menyedot 1,1 liter darahnya dan menyuntik penis sebanyak 24 kali. Ereksinya mereda, tapi efek sampingnya Mr P jadi lebam seperti habis perang.

Halaman 2 dari 6

Seorang pria di Taiwan mendatangi dokter untuk mencari pertolongan. Ia datang dengan keluhan ereksi tanpa henti yang sudah berlangsung selama hampir sepekan. Ia bahkan merasa alat kelaminnya nyaris meledak.

Hasil pemeriksaan menunjukkan pria ini mengidap kanker saluran kemih. Dokter dari Kaohsiung Chang Gung Memorial Hospital menyebut kanker yang diidapnya menyebar hingga merusak pembuluh darah di Mr P.

Tak ada pilihan lain, pria tersebut harus merelakan Mr P diamputasi demi menghentikan derita ereksi tanpa henti.

Datang ke dokter untuk operasi plastik, seorang pria asal Kroasia malah pulang dengan kondisi ereksi. Neven Ciganovic menjalani rhinoplasty atau operasi memperbaiki struktur hidung di Iran dan mengalami keluhan ereksi sepulangnya ke Serbia.

Dokter menyebut Neven mengalami priapism. Kemungkinan penyebabnya adalah efek samping anestesi atau obat bius yang tanpa diduga membuat aliran darah terjebak di Mr P.

Overdosis obat kuat bisa sangat fatal, karena kerjanya berpengaruh langsung ke jantung. Beruntung, Daniel Medforth asal Inggris hanya mengalaminya pada Mr P. Walau tidak mematikan, efek samping yang dialaminya cukup menyakitkan. Selama 5 hari ia mengalami ereksi tak berkesudahan.

"Saya merasa sakit, pusing, dan berhalusinasi. Semua yang saya lihat warnanya biru. Dan saya mengalami ereksi hebat yang tidak mau hilang," katanya.


Ini yang dinamakan kualat. Seorang pria di Amerika Serikat, Edward Stalling menggugat sebuah rumah sakit yang memberinya obat tidur. Efek samping yang dialaminya adalah ereksi permanen setelah dirawat 10 hari. Gugatan dilayangkan karena rumah sakit dinilai tidak memberi tahu efek samping tersebut.

Gara-gara ereksi permanen tersebut, Edward mengalami fibrosis atau pengerasan otot dan pembuluh darah di penis. Nah, belakangan kerusakan tersebut malah membuat penis Edward tidak bisa ereksi sama sekali.

Priapism kadang tidak disertai sebab yang jelas. Seperti dialami Jason Garnett dari Inggris. Suatu pagi, ia bangun tidur dalam kondisi ereksi. Tidak ada yang aneh sampai sejam kemudian ereksinya tidak kunjung mereda. Menjelang makan siang, ia makin panik karena masih ereksi.

Jason akhirnya mendatangi rumah sakit untuk mencari pertolongan. Dokter sampai harus menyedot 1,1 liter darahnya dan menyuntik penis sebanyak 24 kali. Ereksinya mereda, tapi efek sampingnya Mr P jadi lebam seperti habis perang.

(up/fds)

Berita Terkait