Nh Dini Diduga Gegar Otak Karena Kecelakaan, Ini yang Terjadi

Nh Dini Diduga Gegar Otak Karena Kecelakaan, Ini yang Terjadi

Rosmha Widiyani - detikHealth
Rabu, 05 Des 2018 13:13 WIB
Nh Dini Diduga Gegar Otak Karena Kecelakaan, Ini yang Terjadi
Nh Dini meninggal karena kecelakaan dan diduga mengalami gegar otak. Foto: Silvia Galikano/CNN
Jakarta - Sastrawan Nh Dini meninggal dunia pada Selasa (04/12/2018) sore. Novelis yang terkenal dengan karya Pada Sebuah Kapal ini diduga mengalami gegar otak akibat kecelakaan lalu lintas di tol Semarang.

Gegar otak merupakan salah satu Trumatic Brain Injury (TBI) yang rawan terjadi pada korban kecelakaan. Disebut gegar karena kondisi kepala dan otak yang berguncang usai mengalami benturan. Guncangan pada kepala biasanya berhenti lebih dulu dibanding otak. Artinya, posisi kepala yang sudah stabil memaksa otak berhenti berguncang.

"Mekanisme ini disebut percepatan dan perlambatan pada otak, yang bisa mengakibatkan cedera. Efeknya bergantung dari seberapa parah cedera terjadi pada pasien dan efek pemberatnya," kata dokter ahli bedah saraf dari Rumah Sakit Bedah Surabaya, dr Gigih Pramono, SpBS kepada detikHealth, Rabu (5/12/2018).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Tingkat keparahan cedera pada gegar otak dan cedera kepala lain diukur dengan Glasgow Coma Scale. Selain keparahan, skala dengan kisaran 3-15 ini juga menilai tingkat kesadaran pada korban. Skala dinilai berdasarkan respon mata, kejelasan kata saat bicara, dan reflek gerakan.

Skala dengan nilai 14-15 menandakan pasien mengalami cedera ringan. Nilai 9-13 mengindikasikan cedera pasien tergolong sedang. Kisaran nilai paling kecil 3-8 menandakan pasien mengalami cedera berat. Pasien dengan cedera ringan memiliki kesadaran lebih baik daripada yang mengalami luka berat.

Pasien dengan tingkat kesadaran baik mampu segera merespon perintah. Korban juga mampu menjelaskan lokasi yang dirasakan sakit, nyeri, atau tidak nyaman. Hal ini berbeda pada pasien dengan tingkat kesadaran minim atau menengah, yang tidak mampu atau lambat dalam merespon perintah. Tingkat kesadaran dan keparahan cedera menentukan jenis terapi yang diperlukan pasien.



(wdw/wdw)

Berita Terkait