Buang angin atau kentut yang punya nama keren flatus terjadi 5-15 kali setiap hari. Sebagai bagian dari proses metabolisme tubuh, kentut bersifat khas pada tiap orang.
"Idealnya, kentut terjadi sebanyak 14 kali dalam sehari pada orang sehat. Tiap orang sebetulnya bisa mewaspadai kondisi kesehatannya dari kentut, bisa dari durasi atau aromanya," kata dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, konsultan saluran cerna RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), pada detikHealth, Sabtu (08/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Kentut Berlebihan, Kapan Harus Periksa? |
Terkait aroma kentut, dr Ari menyarankan segera waspada bila orang di sekitar mulai terganggu. Semakin busuk aroma kentut, makin besar kemungkinan adanya gangguan dalam sistem pencernaan. Kentut yang tersusun atas 59 persen nitrogen, 21 persen hidrogen, 9 persen karbon dioksida, 7 persen metana, dan 4 persen oksigen seharusnya tidak berbau. Aroma khas pada kentut berasal dari bakteri yang menghasilkan metana atau hidrogen sulfida, dan makanan yang tinggi serat atau mengandung sulfur.
Untuk suara, sebetulnya tidak terkait langsung dengan kesehatan. Menurut dr Ari, suara kentut sebetulnya bisa dikendalikan setiap orang. Suara kentut berasal dari getaran rektum atau anus. Kemampuan mengendalikan otot sfingter yang mengelilingi kanal anus bisa meredam getaran, yang menghasilkan suara tidak terlalu besar. Hal sebaliknya terjadi pada yang tidak mampu mengendalikan otot sfingter.
Tonton juga ' Penasaran Kenapa Bunyi Kentut Tiap Orang Beda? ':












































