"Remaja sangat mungkin tertipu konsep harm reduction hingga lebih berani mencoba rokok elektrik. Padahal banyak riset yang menyatakan risiko kesehatan vape dan konvensional sama saja. Dalam riset yang saya lakukan, hanya 40,6 persen remaja yang masih mau mencoba rokok batangan," kata dosen dan peneliti Mouhamad Bigwanto dari Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) UHAMKA pada detikHealth.
Dugaan ini didukung hasil dalam riset ini yang mengatakan, sebanyak 22 persen responden remaja setuju vape lebih aman. Sementara 3 persen remaja sangat setuju rokok elektrik lebih baik untuk kesehatan. Menurut Bigwanto, hasil ini sudah menggambarkan kesan remaja yang cenderung positif pada e-cigarette.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riset yang menggunakan dana hibah internal UHAMKA diadakan pada Agustus hingga September 2018. Studi dilakukan terhadap 767 responden yang mewakili populasi siswa SMA dan SMK di Jakarta. Saat ini riset berlanjut untuk menentukan kemungkinan tren rokok elektrik di tahun-tahun berikutnya.











































