Anak ke-2 dari pasangan Andi Syarifuddin (22) dan Syahri Ramadhani (21) baru dibawa ke Rumah sakit, Sabtu (22/12/18) lalu setelah kondisinya semakin memburuk.
Sebelum dibawa ke rumah sakit, kondisi bayi yang hanya bisa menangis dan enggan minum susu hingga membuat kondisi fisiknya semakin menurun. Kulitnya pun nampak longgar dan keriput hingga menampakkan tulang rusuk. Sementara perutnya nampak membuncit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orangtua bayi mengaku, jika awalnya pembengkakan pada bagian kaki terjadi sekitar 2 minggu lalu karena digigit nyamuk, namun lamban dibawa ke rumah sakit karena jarak kampung yang jauh dan keterbatasan biaya. Hingga 2 hari di rumah sakit pun dirinya belum mendapatkan kejelasan dari pihak BPJS.
"Awalnya digigit nyamuk, hingga nangis terus dan kakinya bengkak. Setelah bengkak dia tidak lagi mau minum ASI," ungkap Syahri kepada ditemui detikcom di ruang perawatan, Senin (24/12/18).
Sementara itu, ayah bayi hanya bekerja sebagai petani sebagai tumpuan keluarga di perkampungan terpencil Uloe, Bone.
Pihak rumah sakit pun menyatakan telah memberikan pelayanan maksimal kepada bayi penderita gizi buruk ini dengan penanganan 2 dokter ahli sekaligus, yakni dokter anak dan dan ahli gizi.
"Anak ini telah ditangani 2 dokter ahli sekaligus. Kini kondisinya sudah semakin membaik dari sebelumnya," terang Ramli, humas Rumah Sakit Umum Daerah Tenriwaru Bone.
Dua kasus bayi yang menderita gizi buruk yang ditemukan di Kab. Bone telah telah terjadi sepekan terakhir. Sebelumnya, kasus bayi dengan kondisi gizi buruk telah merenggut nyawa bayi Ikram yang masih berumur 10 bulan.
Karena itu kasus gizi buruk sudah seharusnya ditangani serius oleh pemerintah. Selain itu, pengetahuan akan pola asuh orang tua terhadap anak dan faktor kepekaan dan Kepedulian segenap masyarakat terhadap lingkungan turut menjadi peran terpenting.












































