Darah dari tubuh akan dikeluarkan melalui selang untuk dibersihkan dari produk limbah, seperti zat sampah dan zat racun. Selang yang digunakan untuk mengalirkan darah dari tubuh pasien ke tabung dialiser (tabung pencuci darah) ada yang single use (sekali pakai) dan ada pula yang reuse (dipakai berkali-kali) oleh pasien yang sama.
"Ya ada juga yang reuse. Tapi ada syarat tertentu secara medis. Ada pengawasnya, dalam hal ini Depkes," ujar dokter spesialis ginjal-hipertensi, dr Maruhum Bonar H.M, SpPD-KGH, kepada detikHealth, Rabu (2/1/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada detikHealth, dr Bonar juga mengatakan bahwa penerapan selang untuk pasien cuci darah di Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) menggunakan single use atau sekali pakai.
"Kita pakai yang single use dari 2007," tegas dokter yang berpraktik di RSCM tersebut.
Darah dari tubuh pasien akan dimasukkan ke tabung dialiser. Foto: iStock |
Darah pasien akan dicuci dengan cairan cuci yang disebut dialisat di tabung dialiser. Tabung ini terbagi menjadi dua bagian yang dipisahkan oleh sebuah membran tipis. Satu bagian untuk darah pasien, bagian lainnya untuk dialisat.
Sel darah merah dan putih dan komponen darah penting lainnya yang terlalu besar akan tinggal di dalam tubuh karena tidak bisa melalui pori-pori di membran, tetapi urea dan garam mengalir melalui membran ke dalam larutan dialisat dan dibuang.
Mesin cuci darah. Foto: iStock |
Sebelumnya, Calon Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, mengaku mendapat laporan bahwa satu selang cuci darah yang digunakan di RSCM dipakai oleh 40 orang.
"Saya dapat laporan di RSCM ada alat pencuci ginjal dan seharusnya hal itu punya saluran-saluran dari plastik, dari karet, dan tentunya dipakai satu orang satu kali. Saya dengar ada yang melaporkan kepada saya di RSCM hari ini dipakai 40 orang," katanya dikutip dari detikNews.
(wdw/up)












































Darah dari tubuh pasien akan dimasukkan ke tabung dialiser. Foto: iStock
Mesin cuci darah. Foto: iStock