Bagi yang menyukai bercocok tanam tak sulit mengenali lavender di antara tanaman lainnya. Namun hal ini jadi masalah bagi pemula yang ingin mencoba menanam lavender. Ada beberapa tanaman yang ternyata mirip lavender alias KW, salah satunya Angelonia, dengan struktur tanaman yang juga tinggi langsing dan berbunga ungu.
Menanggapi kemiripan tersebut, ahli entomologi Witjaksono dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan, lavender memiliki aroma yang khas. Aroma ini bisa dicium hanya dengan mendekatkan hidung pada tanaman. Aroma yang tidak dihasilkan tanaman lain ini jugalah yang membedakan lavender asli dan tumbuhan lain yang mirip.
"Aromanya kurang lebih seperti di lotion antinyamuk dengan sensasi segar, wangi, dan tidak bikin mual. Ciri khas lain adalah daunnya yang panjang dan runcing. Daunnya mirip tanaman rosemary. Saya kebetulan nanem lavender dan rosemary di rumah untuk ngusir nyamuk," kata dosen yang kerap disapa Witjak ini pada detikHealth, Rabu (30/01/2019).
Menurut Witjak, lavender juga mudah dirawat dan diperbanyak secara vegetatif. Witjak biasa menggunakan stek batang atau merundukkan tanaman yang sudah tinggi. Akar selanjutnya tumbuh sendiri sehingga menjadi tanaman lavender baru. Bila tak ingin diperbanyak tanaman bisa dipotong supaya tidak tumbuh terlalu tinggi atau padat.
Dengan perawatan yang mudah, Witjak menyarankan tak ragu menanam lavender di lingkungan perumahan. Selain memperindah lingkungan, aromanya bisa membantu mengusir Aedes aegypty yang menularkan Demam Berdarah Dengue (DBD).