MSG dan Radiasi HP Picu Kanker, Mitos atau Fakta?

Hari Kanker Sedunia

MSG dan Radiasi HP Picu Kanker, Mitos atau Fakta?

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Senin, 04 Feb 2019 13:04 WIB
MSG dan Radiasi HP Picu Kanker, Mitos atau Fakta?
Ada banyak mitos yang menyertai kanker (Foto: iStock)
Jakarta - Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan di Indonesia terdapat 348.809 kanker baru dan angka kematiannya mencapai 207.210, karena itu pemahaman soal kanker sudah mulai harus ditingkatkan.

Akan tetapi jangan jadi sembarangan percaya dengan broadcast yang kamu terima dari tetangga atau teman-temanmu. Pastikan berita yang kamu sebarkan juga benar adanya sehingga kontribusi untuk menyebarkan edukasi yang bermanfaat juga terlaksana.

Ditemui detikHealth usai acara World Cancer Day oleh RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Senin (4/2/2019), dr Angela Giselvania, Sp.Onk.Rad, dari Departemen Medik Radioterapi menjelaskan beberapa hal yang kerap dipercaya sebagai penyebab atau pemicu kanker. Jangan asal percaya lagi ya!

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga:

Radiasi HP kena kanker kulit, mitos atau fakta?

Foto: thinkstock
"Berdasarkan literatur radiasi yang kami pernah cari itu mitos, karena tidak terbukti langsung radiasi hp itu menyebabkan kanker," kata dokter yang akrab disapa dr Gisel ini.

"Ini (gadget) tuh radiasinya katanya kecil . Kalau kita kan foto rongent kan tembus tuh, kalau ini kan enggak. Dulu kita sih studi literatur tentang itu tapi belum ketemu. Cuma kan ilmu berkembang, itu yang enggak bisa kita jawab," katanya.

MSG bikin kanker otak, benar tidak?

Foto: Istock
Belum ada temuan yang secara pasti menunjukkan kaitan antara micin alias Monosodium Glutamat (MSG) sebagai pemicu kanker. Akan tetapi dr Gisel menyarankan unthk mengurangi pengunaan zat-zat artifisial atau buatan.

Sama halnya dengan pemanis buatan atau pewarna, sebaiknya juga dikurangi. Hmm kalau gitu mulai sekarang coba lebih perbanyak makan sayur dan buah dulu deh, sudah tercukupi belum rekomendasi harian untuk seratmu?

Sering mewarnai rambut berisiko kanker?

Foto: iStock

Besok hijau, bulan depannya sudah pink. Kalau ini sudah jelas tidak baik untuk kesehatan rambutmu, bisa-bisa jadi bercabang dan mudah rontok. Tapi apa iya benar bisa memicu kanker?

"Tidak sih ya karena itu kan penggunaannya di luar juga, di rambutnya," tutur dr Gisel.

CT Scan meningkatkan risiko kanker?

Foto: thinkstock
Peningkatan risiko kanker karena radiasi memang bisa terjadi akan tetapi kemungkinannya kecil. Selain itu, penggunaan alat yang memanfaatkan radiasi pun tentu tidak dilakukan setiap hari.

"Kalau curiga karena tumor otak dan pakai obat juga enggak sembuh ya lebih baik kan di CT scan biar ketahuan benar ada atau tidak, setelah ketahuan kita bisa mengobati lebih lanjut dibandingkan dibiarkan enggak radiasi," jawabnya.

"Kalau normal kan enggak harus CT scan tiap hari kan, makanya CT scan kan cuma 6 bulan sekali atau setahun sekali dan kalau dibutuhkan."

Halaman 2 dari 5
"Berdasarkan literatur radiasi yang kami pernah cari itu mitos, karena tidak terbukti langsung radiasi hp itu menyebabkan kanker," kata dokter yang akrab disapa dr Gisel ini.

"Ini (gadget) tuh radiasinya katanya kecil . Kalau kita kan foto rongent kan tembus tuh, kalau ini kan enggak. Dulu kita sih studi literatur tentang itu tapi belum ketemu. Cuma kan ilmu berkembang, itu yang enggak bisa kita jawab," katanya.

Belum ada temuan yang secara pasti menunjukkan kaitan antara micin alias Monosodium Glutamat (MSG) sebagai pemicu kanker. Akan tetapi dr Gisel menyarankan unthk mengurangi pengunaan zat-zat artifisial atau buatan.

Sama halnya dengan pemanis buatan atau pewarna, sebaiknya juga dikurangi. Hmm kalau gitu mulai sekarang coba lebih perbanyak makan sayur dan buah dulu deh, sudah tercukupi belum rekomendasi harian untuk seratmu?

Besok hijau, bulan depannya sudah pink. Kalau ini sudah jelas tidak baik untuk kesehatan rambutmu, bisa-bisa jadi bercabang dan mudah rontok. Tapi apa iya benar bisa memicu kanker?

"Tidak sih ya karena itu kan penggunaannya di luar juga, di rambutnya," tutur dr Gisel.

Peningkatan risiko kanker karena radiasi memang bisa terjadi akan tetapi kemungkinannya kecil. Selain itu, penggunaan alat yang memanfaatkan radiasi pun tentu tidak dilakukan setiap hari.

"Kalau curiga karena tumor otak dan pakai obat juga enggak sembuh ya lebih baik kan di CT scan biar ketahuan benar ada atau tidak, setelah ketahuan kita bisa mengobati lebih lanjut dibandingkan dibiarkan enggak radiasi," jawabnya.

"Kalau normal kan enggak harus CT scan tiap hari kan, makanya CT scan kan cuma 6 bulan sekali atau setahun sekali dan kalau dibutuhkan."

(ask/up)

Hari Kanker Sedunia
45 Konten
Data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan jumlah pengidap kanker. Dari 1,4 tiap 1.000 penduduk pada 2013 menjadi 1,79 tiap 1.000 penduduk pada 2018. Kanker paru tertinggi pada laki-laki, kanker payudara tertinggi pada perempuan.
Berita Terkait