Konsentrasi pestisida dalam fogging ini hanya bersifat sementara karena hanya dapat membunuh nyamuk-nyamuk dewasa, tidak dengan jentik-jentik nyamuknya. Bahkan dalam melakukan fogging ini juga dapat membunuh predator lainnya yang dapat menggangu rantai makanan. Sehingga nyamuk-nyamuk masih akan dapat hidup dan berkembang biak.
Dampak negatif fogging juga dikeluhkan oleh Ega, salah seorang pencinta ikan cupang di Jakarta Selatan. Saking khawatirnya soal rencana fogging di lingkungannya, ia merelakan koleksi ikan cupangnya untuk dibagi-bagi ke warga. Ega mengaku, lebih baik kehilangan koleksi ikan cupang daripada harus fogging.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ikan cupang yang dibagikan untuk basmi jentik nyamuk. Foto: Kireina S. Cahyani/detikHealth |
Bukan cuma Ega. Warga sekitar juga mengaku khawatir bila harus mendapat fogging. Karenanya, mereka dengan senang hati ikut 'mengadopsi' ikan-ikan cupang pemberian Ega.
"Jujur ya Mba saya baru tahu ini ikan cupang ini bisa bantu ngurangin DBD, kalau begini tentu saja mending pakai ikan cupang ya dibanding fogging. Kalau fogging ya jujur, kalau kena lantai itu susah bersihinnya, sebel aku juga, baunya juga jadi nempel banget ke baju-baju. Jadi mendingan pakai ikan cupang deh ya," tutur Wulan, salah seorang warga di Jaksel.
Masyrakat yang terkena DBD di kawasan ini pun sudah mulai berjatuhan. Ini diungkap oleh Dede, salah seorang kader jumantik di wilayah tersebut.
"Dekat sini sudah ada yang kena DBD. Memang yah lebih baik memberantasnya jentiknya itu dimakan ikan cupang, soalnya kalo fogging itu hanya membunuh nyamuk besarnya saja, jentik tidak. Justru malah menetas kan dia jadinya. Lebih baik memang ikan ini juga bisa ditaruh di kolam-kolam, bak mandi juga, supaya dia makanin jentik-jentiknya," ujar Dede.
Cupang dibagikan ke masyarakat. Foto: Kireina S. Cahyani/detikHealth |












































Ikan cupang yang dibagikan untuk basmi jentik nyamuk. Foto: Kireina S. Cahyani/detikHealth
Cupang dibagikan ke masyarakat. Foto: Kireina S. Cahyani/detikHealth