'Kecanduan' Obat Sakit Kepala? Ada Risiko Kerusakan Hati, Segera Periksa!

'Kecanduan' Obat Sakit Kepala? Ada Risiko Kerusakan Hati, Segera Periksa!

Rosmha Widiyani - detikHealth
Sabtu, 27 Apr 2019 08:00 WIB
Pria asal Cilegon yang kecanduan obat sakit kepala. (Foto: Muhammad Iqbal/detikHealth)
Jakarta - Seorang pria bernama Acep Sumekar alias Miing Sumaker mengaku punya kebiasaan tak lazim. Pria berusia 55 tahun tersebut mengonsumsi obat sakit kepala sebanyak 12 tablet atau 3 strip tiap hari.

Kebiasaan tersebut sudah dijalankan sudah berjalan selama 29 tahun. Bila dihitung, Asep sudah menghabiskan 70 ribu bungkus obat dengan kandungan aktif parasetamol sejak berusia 26 tahun.



Menanggapi kebiasaan tersebut, dokter konsultan gastroenterologi hepatologi Dr dr Rino Alvani Gani, SpPD-KGEH mengatakan konsumsi obat berlebih berisiko merusak hati. Namun daya tahan tubuh hingga terjadi kerusakan hati berbeda pada tiap orang berkisar 25-30 tahun.

"Masyarakat yang minum obat hingga 12 butir sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Dari sana akan diketahui efek konsumsi obat dan penanganan yang dibutuhkan sebelum terjadi penurunan kesehatan," kata dr Rino pada detikHealth, Jumat (26/4/2019).

Menurut dr Rino, penurunan fungsi hingga terjadi kerusakan umumnya tidak dirasakan hingga tahap yang lebih lanjut. Gejala yang timbul juga menjadi lebih parah misal muntah darah dan terjadi penurunan kesadaran.

Obat Over The Counter (OTC) dalam kasus ini sebetulnya aman dikonsumsi masyarakat dan tidak punya efek adiksi atau kecanduan. Namun jumlah konsumsi per hari sebaiknya sesuai resep dalam kemasan untuk memastikan keamanan warga. Konsumsi sesuai resep memungkinkan obat berfungsi sebagai anti nyeri, tidak berbalik menjadi racun yang merusak tubuh.



'Kecanduan' Obat Sakit Kepala? Ada Risiko Kerusakan Hati, Segera Periksa!
(Rosmha Widiyani/up)
'Kecanduan' Obat Sakit Kepala
10 Konten
Seorang pria di Cilegon 'kecanduan' obat sakit kepala. Selama 29 tahun ia minum 12 tablet obat sakit kepala tiap hari. Berbahaya karena bisa merusak ginjal walau ia sendiri mengaku tidak mengalami efek samping dari kebiasaan tak lazimnya tersebut.