Namun tak pernah terpikirkan bahwa itu akan menjadi awal petaka baginya. Malam berikutnya, Marie menunjukkan gejala flu, merasa mual dan pegal, suhu tubuhnya naik dan turun.
Suaminya pun segera membawa Marie ke rumah sakit. Dokter pun menyadari bahwa Marie mengalami sepsis, respon imun terhadap infeksi tubuh. Dan kondisinya pun semakin memburuk.
Marie pun dibuat koma secara induksi karena ada gumpalan darah besar membentuk dan membatasi aliran darahnya yang menyebabkan nekrosis dan gangren. Marie mengalami koma selama 10 hari dengan total delapan kali operasi.
Karena kondisinya tak kunjung membaik, dokter akhirnya terpaksa mengamputasi lengan dan kaki Marie.
"Jika kita tidak melanjutkan dengan amputasi, itu akan menyebabkan kematiannya dengan cepat," kata dokter yang menangani, Gina Premier dikutip dari NY Post.
Para dokter mencurigai salah satu anjing menginfeksi goresan kecil di lengan Marie dengan air liurnya. Bakteri yang disebut capnocytophaga pun menyebar ke seluruh tubuh Marie.
"Sangat sulit untuk mengetahui kapan mereka pertama kali memberi tahu saya bahwa mereka harus mengamputasi kaki dan tangan saya," ungkap Marie.
(wdw/up)