Fakta menarik diungkapkan sebuah penelitian oleh University of Washington di Amerika Serikat, bahwa polusi udara khususnya di dekat jalan besar memiliki dampak yang sama buruknya dengan merokok 20 batang sehari.
Dampak yang terjadi yaitu memicu emfisema, yaitu penyakit paru obstruktif yang menyebabkan kesulitan bernapas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut peneliti, Prof Joel Kaufman, tingkat penyakit paru kronis meningkat dan semakin meningkat pula pada orang yang tidak merokok. Hasil penelitian ini membuat para ahli cukup terkejut betapa kuatnya dampak dari pencemaran udara.
Pantauan di Airvisual menunjukkan polusi di Jakarta ada di level 'sangat tidak sehat'. Foto: AirVisual |
"Kami benar-benar perlu memahami apa yang menyebabkan penyakit paru-paru kronis, dan tampaknya paparan polusi udara sulit dihindari mungkin menjadi kontributor utama," katanya dikutip dari The Sun.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 7.000 orang dari tahun 2000 hingga 2018 di wilayah perkotaan Amerika Serikat. Sebagian besar polutan meningkat seiring dengan banyaknya pekerjaan jalan.
Mirisnya, di awal tahun ini, penelitian ini menemukan bahwa polusi udara bertanggungjawab atas kematian hampir 9 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya.
(wdw/up)












































Pantauan di Airvisual menunjukkan polusi di Jakarta ada di level 'sangat tidak sehat'. Foto: AirVisual