Terkait pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur, dr Em Yunir, SpPD, Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), menyarankan ibu kota baru didesign untuk meningkatkan aktivitas fisik guna membiasakan pola hidup sehat. Hal ini untuk mencegah tingginya angka pravelensi diabetes di ibu kota baru.
"Design kota harus yang mengakomodasi meningkatkan aktivitas fisik. Bagaimana mengakomodasi kesempatan orang untuk bergerak. Misalkan buat jalan untuk fasilitas pejalan kaki atau untuk bersepeda," kata dr Yunir, ditemui di Balaikota Jakarta, Selasa (27/8/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Jakarta merupakan kota dengan pravelensi diabetes melitus tertinggi di Indonesia. Hasil RISKESDAS 2018, memperlihatkan pravelensi diabetes di Jakarta meningkat 0,9 persen dalam kurun waktu 5 tahun. Angkanya menjadi 3,4 persen di tahun 2018 dari sebelumnya 2,5 persen di tahun 2013. Ini berarti ada sekitar 250 ribu orang dengan usia di atas 15 tahun yang terkena diabetes.
Diabetes merupakan salah satu dari empat penyakit tidak menular prioritas yang merupakan target tindak lanjut pemimpin dunia. Diabetes dapat mengarah kepada komplikasi seperti kerusakan serius pada hati, jantung, ginjal, dan organ tubuh lainnya.
Kegemukan dan pola hidup yang tidak sehat merupakan faktor risiko utama diabetes. Aktivitas fisik dan gizi seimbang bisa menurunkan kerentanan terhadap penyakit tersebut.
(up/up)











































