Lidah terikat (ankyloglossia) atau biasa disebut tongue tie merupakan suatu kondisi umum pada bayi yang menyebabkan rentang gerak lidah terbatas. Hal ini disebabkan oleh frenulum lidah, jaringan tipis di bawah lidah bagian tengah yang terhubung pada dasar mulut yang terlalu pendek, kencang, dan kaku.
Surat keputusan tersebut dibuat berdasarkan beberapa pertimbangan terkait tindakan frenektomi, antara lain:
- pembedahan frenulum yang bermasalah banyak dilakukan oleh dokter spesialis anak tanpa indikasi yang jelas
- dokter anak pada dasarnya tidak memiliki kompetensi tindakan frenektomi
- tongue tie tidak selalu menyebabkan gangguan mengisap pada bayi menyusui
- dan tindakan frenektomi yang dapat menyebabkan komplikasi.
Sekretaris Bidang Hubungan Masyarakat, Pengurus Pusat IDAI, dr Catharine M Sambo, SpA(K), mengatakan bahwa surat keputusan tersebut sebenarnya hanya untuk internal IDAI dan tidak seharusnya beredar. Oleh karena itu, dokter Chatarine meluruskan beberapa hal terkait pembatasan frenektomi pada surat tersebut.
"Tujuannya justru agar pelayanan kesehatan anak tetap bisa dilakukan dengan standar kompetensi terbaik di Indonesia. Mohon tidak lantas semata-mata ditafsirkan sebagai pembatasan atau pelarangan secara mutlak," jelasnya.
"Sebenarnya pelayanan koreksi tongue tie sesuai indikasi dan standar kompetensi yang berlaku di Indonesia tetap bisa dilakukan, tentunya setelah melalui pemeriksaan oleh tenaga kesehatan yang kompeten," tambahnya.
Tongue tie pada bayi dapat menyebabkan masalah dalam proses menyusu. Tongue tie sendiri terdiri dari 4 tipe dan tidak semua tipe tersebut membutuhkan pembedahan. Sebanyak 50-75 persen bayi dengan kondisi tongue tie tetap dapat menyusu dengan baik jika disertai dengan konseling dan pendampingan menyusui yang memadai.
(up/up)