Demo Rawan Disusupi, Ini Tips Psikolog Agar Tidak Mudah Terprovokasi

Demo Rawan Disusupi, Ini Tips Psikolog Agar Tidak Mudah Terprovokasi

Firdaus Anwar - detikHealth
Selasa, 24 Sep 2019 17:10 WIB
Demo Rawan Disusupi, Ini Tips Psikolog Agar Tidak Mudah Terprovokasi
Demo mahasiswa di beberapa daerah ricuh. (Foto: Muhammad Nur Abdurrahman/detikcom)
Jakarta - Demonstrasi mahasiswa besar-besaran terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Polisi mengingatkan agar mahasiswa tak mudah terprovokasi oleh oknum yang hendak membuat kekacauan.

"Yang terjadi di beberapa wilayah diduga dimanfaatkan kelompok tertentu baik di Jakarta, Yogyakarta, dan Bandung, bahwa demo tersebut rawan disusupi pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kerumunan," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2019).

Psikolog Politik Dewi Haroen menyoroti soal ini dan mengatakan agar mahasiswa tidak mudah terprovokasi harus ada persiapan fisik serta mental sebelum demo. Persiapan fisik misal memastikan sudah cukup makan, istirahat, dan minum sementara persiapan mentalnya dengan simulasi komando sehingga barisan aksi mahasiswa rapat terjaga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Persiapan fisik seperti cukup makan, istirahat, dan minum penting untuk memastikan bawa tubuh dalam kondisi prima. Dengan demikian kondisi mental juga akan lebih terjaga sehingga tidak mudah tersulut emosi.

"Dari awal kelompok mahasiswa ini juga harus saling mengingatkan barisan bahwa kalau ada yang teriak segala macam tetap di barisan. Jangan asal demo aja, sebelum demo persiapan yang paling penting adalah mental. Pimpinan mereka harus menegaskan dan semua mentaati apapun yang terjadi jangan anarkis tidak terpancing," kata Dewi pada detikcom.

Menurut Dewi dalam situasi kerumunan atau crowd memang sangat mudah situasi berubah menjadi tidak terkendali. Cara-cara tersebut dapat dilakukan untuk mengurangi risiko demonstrasi berubah menjadi ricuh oleh ulah oknum.

"Pimpinan satu barisan berikan sugesti ada yang memprovokasi langsung masuk barisan tidak boleh apapun. Dalam cara itu mereka tidak akan terprovokasi tetap satu barisan," pungkasnya.




(fds/up)

Berita Terkait