Fenomena Kena Santet, Padahal Alami Gangguan Kejiwaan

Fenomena Kena Santet, Padahal Alami Gangguan Kejiwaan

Widiya Wiyanti - detikHealth
Sabtu, 28 Sep 2019 08:16 WIB
Ilustrasi santet. Foto: iStock
Jakarta - Di Indonesia, kepercayaan soal mistis masih cukup kuat. Tidak jarang orang menganggap adanya perubahan di tubuhnya dan tidak terdeteksi oleh medis adalah hasil dari guna-guna atau santet.

Psikiater dari Omni Hospital Alam Sutera dr Andri, SpKJ, FACLP menyebutkan, ia sering menangani orang-orang yang menafsirkan dirinya terkena santet atau guna-guna yang padahal sebenarnya setelah diperiksa, orang tersebut mengalami gangguan kejiwaan.

"Misalnya psikotik ataupun gangguan skizofrenia, dibawa ke dukun, dibawa kemana-kemana ternyata tidak mendapatkan hasil. Ya iya karena gangguan itu karena peningkatan sistem saraf pusat dopamin yang sangat berlebihan, makanya orang itu mengalami gejala-gejala psikotik," jelasnya kepada detikcom, Jumat (27/9/2019).

Selain itu, gangguan psikosomatik, yaitu gangguan ketika pikiran memengaruhi tubuh hingga memicu munculnya keluhan fisik, juga kerap disangka guna-guna karena lebih sering pemeriksaan medis mengungkapkan semua kondisi normal.



dr Andri sebetulnya tidak memungkiri adanya budaya yang tak dapat dijelaskan secara pikiran rasional. Namun karena adanya budaya itu, banyak terjadi kesalahpahaman pada orang-orang yang menganggap gangguan kejiwaan adalah terkena santet.

Padahal, jika masyarakat lebih peduli akan kesehatan jiwa, gangguan yang muncul bisa segera diobati akan lebih mudah sembuh sehingga seseorang tidak kehilangan produktivitas.

"Cuma stigma terhadap pergi ke dokter jiwa atau gangguan jiwa ini masih cukup besar," tandasnya.




(wdw/fds)
Fenomena Santet di Mata Medis
11 Konten
Dari zaman dahulu hingga kini, fenomena santet masih banyak dipercaya beberapa masyarakat. Banyak pula penyakit-penyakit pada tubuh dianggap sebagai santet. Nah, bagaimana fenomena santet ini di mata medis?