Guna membentenginya, perempuan dapat mempelajari teknik bela diri. Tapi tak semua pernah atau mungkin enggan melakukannya karena terlalu 'keras'. Komunitas WSDK atau Women Self Defense of Kopo Ryu hadir menjadi solusinya.
Komunitas yang dikhususkan untuk perempuan ini didirikan oleh H Sofyan Hambally di Bandung tahun 2006 silam. Semua berawal dari kegelisahan beliau ketika ada peristiwa sejumlah mahasiswi di Bandung dibantai dan diperkosa di angkot kemudian dibuang ke sungai usai mengikuti acara pengajian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WSDK awalnya tak serta merta diterima oleh kalangan ibu-ibu. Sebagian menganggap latihan bela diri akan membuatnya lelah dan kurang penting.
"Kita membuka pemahaman bahwa bela diri itu sederhana dan sering dilakukan ibu-ibu, seperti menggaruk, bercermin, mencubit, jadi sebenarnya tekniknya sudah ada pada ibu-ibu," ujar Eko.
Ada kesadaran positif yang dibangun di WSDK, yakni bahwa perempuan adalah makhluk yang kuat dan hebat. Dengan begitu mereka yakin untuk melakukan bela diri pada pelaku kejahatan.
Komunitas WSDK sudah tersebar di beberapa kota di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Hingga sekarang sudah ada 10 ribu perempuan yang sudah teredukasi dengan bela diri WSDK.
(fds/fds)











































