Dalam kehamilan, tentu komplikasi bisa terjadi dan meningkat risikonya. Dirangkum dari Healthline, berikut adalah penyebab dan juga faktor risiko stillbirth yang perlu diwaspadai oleh para calon ibu:
1. Komplikasi hamil dan melahirkan
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Masalah plasenta
Plasenta atau ari-ari menjadi pusat bayi mendapatkan oksigen dan nutrisi yang penting, sehingga jika ada gangguan bisa berisiko pada bayi. Masalah pada plasenta bertanggung jawab setidaknya seperempat kasus stillbirth. Misalnya saja, aliran darah yang buruk, inflamasi, dan infeksi. Kemudian kerusakan plasenta di mana plasenta ini terpisah dari dinding rahim sebelum kelahiran.
3. Kecacatan pada bayi
Setidaknya, 1 dari 10 stillbirth bisa diakibatkan oleh kecacatan pada bayi, menurut National Institute of Child Health and Human Development. Cacat bayi tersebut antara lain kondisi genetik, ketidakcocokan Rhesus, cacat struktur, keterbatasan pertumbuhan janin. Kecacatan genetik biasanya terjadi saat pembuahan. Cacat lainnya bisa terjadi akibat faktor lingkungan, namun penyebabnya tak pasti diketahui. Cacat serius atau multiple bisa membuat janin tidak akan bertahan hidup.
4. Infeksi
Adanya infeksi pada calon ibu, bayi, maupun plasenta dapat menyebabkan stillbirth. Hal ini umum terjadi sebelum minggu ke-24, seperti cytomegalovirus (CMV), fifth disease, genital herpes, listeriosis, sifilis, dan toksoplasma.
5. Masalah tali pusat
Apabila tali pusat menjadi terjepit atau kusut bisa menyebabkan bayi tak dapat oksigen yang cukup. Masalah tali pusat sebagai penyebab stillbirth biasanya sering terjadi di minggu-minggu akhir kehamilan.
6. Masalah kesehatan calon ibu
Jika sang ibu memiliki masalah kesehatan, umumnya dua penyakit yang sering muncul di trimester kedua dan di awal trimester akhir adalah preeklampsia dan tekanan darah tinggi kronis. Selain itu, apabila sang ibu memiliki riwayat diabetes, lupus, obesitas, thrombophilia atau gangguan tiroid juga bisa menyebabkan stillbirth.
7. Faktor risiko
Stillbirth bisa terjadi pada siapapun, namun ada beberapa faktor risiko yang membuatnya meningkat seperti:
- memiliki masalah kesehatan, misalnya hipertensi atau diabetes
- obesitas
- masih remaja atau di atas 35 tahun
- mengalami trauma atau stres tinggi setahun sebelum kelahiran
- jarang mendapatkan periksaan rutin
- merokok, menggunakan ganja, obat anti nyeri atau NAPZA saat kehamilan
(frp/up)











































