Menurut Menkes Terawan beban biaya berlebih BPJS Kesehatan ini diakibatkan oleh indikasi yang tidak tepat. Sebagai contoh Menkes Terawan menyebut biaya penyakit jantung tahun lalu yang mencapai Rp 10,5 triliun dan banyaknya operasi caesar.
"Mosok, kita indikasinya tidak tepat kan itu pemborosan. Kayak jantung kemarin 10,5 triliun menurut kamu piye, masuk akal enggak? Ya enggak toh. Di logika saja enggak masuk akal. Terus jelas, persalinan sectio (caesar). perbandingan sectio dengan normal kok 45 persen, wong WHO (World Health Organization) wae 20 persen," ungkap Menkes Terawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (22/11/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya sehingga tidak ada ketersinggungan, semua nyaman. Tapi endingnya terlaksana semua," kata Menkes Terawan.
"Tergantung para dokternya ini. Kalau tidak bisa ngatur dirinya sendiri ya kita yang ngatur," pungkasnya.
(fds/up)











































