Italia dilaporkan melonggarkan kebijakan lockdown pada Selasa kemarin untuk memperbaiki ekonomi yang mulai merosot. Namun beberapa pemilik toko dan pekerja setempat khawatir tindakan ini terlalu cepat.
Mengutip NBC News, Rocco Pinto, seorang pemilik toko buku di Turin, wilayah Piedmont, yang memiliki angka kematian tertinggi ketiga di negara itu mengatakan bahwa terlepas dari keputusan pemerintah daerahnya, ia memutuskan untuk tidak membuka kembali bisnisnya saat ini karena terlalu berisiko.
"Toko buku adalah tempat orang bertemu, berbicara, dan menghabiskan waktu. Sangat berisiko untuk dibuka kembali sekarang," jelas Rocco.
Ricco mengatakan sepupunya dirawat di rumah sakit dengan virus Corona COVID-19 dan saudaranya sibuk melawan penyakit di garis depan di sebuah rumah sakit setempat jadi dia merasa ancaman pandemi dengan kemungkinan adanya gelombang kedua karena masih sangat berbahaya.
Selain itu, warga Italia lain, Sergio Ricci mengatakan perintah pemerintah terkait kelonggaran lockdown tersebut dinilai mendadak.
"Secara ekonomi itu melegakan, tetapi jujur saya khawatir karena risiko utama adalah bahwa biaya pengelolaan pembukaan kembali akan melebihi pendapatan," kata Ricci yang berusia 46 tahun.
Namun seiring dengan melonggarnya lockdown, warga setempat tetap wajib menjaga jarak di dalam toko, pelanggan harus mengenakan masker dan sarung tangan pelindung. Toko-toko juga harus disanitasi dua kali sehari dan memastikan ventilasi yang baik. Meski aturan dilonggarkan, Italia tetap memperpanjang lockdown hingga 3 Mei mendatang.
(naf/up)