Dahak Berwarna Seperti Ini, Bisa Jadi Indikasi Terinfeksi Corona

Dahak Berwarna Seperti Ini, Bisa Jadi Indikasi Terinfeksi Corona

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Rabu, 02 Sep 2020 10:08 WIB
VANCOUVER, BRITISH COLUMBIA - APRIL 4:  Reporter Wendy Luo holds up a N95 mask manufactured by 3M, one of the only masks that guards against germs such as severe acute respiratory syndrome (SARS) April 4, 2003 in Vancouver, British Columbia, Canada. A SARS clinic opened at noon today at St. Vincents Hospital in Vancouver, British Columbia, Canada. SARS is a flu-like illness which has killed at least 80 people, mostly in Asia, and more than 2,200 have been infected around the world. U.S. President George W. Bush listed the mystery virus as a communicable disease by executive order today.  (Photo by Don MacKinnon/Getty Images)
Warna dahak bisa jadi tanda gejala COVID-19. (Foto ilustrasi: iStock)
Jakarta -

Lendir atau dahak adalah cairan yang diproduksi paru-paru seseorang yang rusak atau sedang sakit. Berbeda dengan air liur, dahak ini jauh lebih kental.

Lendir ini diproduksi tubuh untuk membantu menjaga kelembaban jaringan yang ada pada saluran pernapasan. Ini bisa menangkap partikel kecil atau benda asing lain yang bisa mengancam kesehatan untuk dibuang keluar.

Namun, berbeda dengan orang yang sedang batuk biasa, dahak atau lendir dari orang yang terinfeksi virus Corona ternyata memiliki warna yang berbeda. Hal ini bisa membantu untuk membedakan mana penyakit infeksi akibat COVID-19 atau bukan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari banyaknya gejala virus Corona yang ada, salah satu yang harus diperhatikan adalah produksi dahak. Produksi dahak sering menjadi berlebihan saat paru-paru mengalami infeksi yang berfungsi untuk membuat partikel asing penyebab infeksi keluar dari tubuh.

Dikutip dari Express.co.uk, jika dahak yang dikeluarkan warnanya akan berbeda, lebih kental dan baunya tak sedap, itu bisa jadi salah satu indikasi kamu terinfeksi virus Corona.

ADVERTISEMENT

Dari warnanya dahak itu tidak bening, melainkan bisa berwarna hijau, kental, dan berbau. Jika warnanya berubah semakin gelap, bisa saja itu menjadi pertanda bahwa infeksi virus sudah semakin parah.

Warnanya juga akan kembali berubah semakin bening, secara bertahap bersamaan dengan infeksi yang semakin membaik.

Selain berkaitan dengan gejala COVID-19, produksi lendir yang berlebih juga bisa terjadi karena faktor-faktor tertentu, seperti pada perokok, penderita asma, dan mereka yang mengalami fibrosis kistik.




(sao/kna)