Hai Pria, Perhatikan Efek Kerja Shift Malam untuk Kesuburan Anda

Hai Pria, Perhatikan Efek Kerja Shift Malam untuk Kesuburan Anda

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 17 Mei 2017 19:40 WIB
Hai Pria, Perhatikan Efek Kerja Shift Malam untuk Kesuburan Anda
Foto: Thinkstock
Jakarta - Banyak pria yang kena jatah kerja di shift malam. Hal ini bukannya tak lazim, namun tetap saja ini identik dengan kerja di luar jam normal karena mengganggu jam tidur.

Persoalannya, serangkaian studi mengungkap bekerja di shift malam juga bisa saja mempengaruhi kesehatan seksual dan urologi atau kelamin para pria lho.

Ada tiga dampak utama yang terlihat bila Anda seringkali begadang untuk bekerja seperti halnya dikutip dari Men's Health, Rabu (17/5/2017).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Hai Pria, Jangan Begadang Ya Kalau Mau Punya Sperma 'Lincah'

1. Sering buang air kecil

Foto ilustrasi: Dina Rayanti-detikFinance
Salah satu studi dari Baylor College of Medicine menyebut, 1 dari 3 pria yang bekerja shift malam dilaporkan mengalami gangguan tidur yang ditunjukkan dari rasa kantuk yang hebat di siang hari.

Selain itu mereka berpeluang lebih besar untuk mengalami gangguan saluran kencing di mana mereka jadi sering buang air kecil atau kebelet, bahkan tepat setelah mengeluarkannya seperti tidak tuntas. Gejala lainnya adalah pancuran urine yang lemah, sering pipis di tengah malam dan hasrat pipis yang selalu muncul secara tiba-tiba.

2. Muncul gejala kurang hormon

Foto: ilustrasi/thinkstock
Yang dimaksud kurang hormon di sini adalah hormon testosterone yang berperan penting dalam menjaga kesehatan pria. Namun sebuah penelitian yang dilakukan Baylor College of Medicine terhadap 2.500-an pria menemukan, pekerja shift malam cenderung mengalami gejala kurang testosterone yang buruk.

Di antaranya kurang berenergi, hasrat seks yang rendah, cenderung lemah secara fisik, daya tahan rendah, begitu juga dengan ereksi yang lemah.

3. Kualitas sperma menurun

Foto: ilustrasi/thinkstock
Dalam studi ketiga yang dilakukan Baylor College of Medicine disebutkan bahwa kerja shift juga mampu mempengaruhi kualitas benih alias sperma yang dihasilkan.

Kesimpulan ini didapat setelah peneliti mengamati sperma dari 75 pekerja shift yang kurang subur, 96 pekerja normal yang kurang subur, kemudian dibandingkan dengan 27 pekerja kontrol yang subur. Terbukti pekerja shift memiliki sperma yang cenderung tidak lincah, termasuk kadar testosterone yang lebih rendah, artinya berdampak pada performa seksualnya.

Menariknya, peneliti juga menemukan hubungan antara kesehatan sperma dengan kuantitas tidur. Baik kurang tidur maupun kebanyakan tidur diketahui dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah sperma yang lincah pada pria.
Halaman 2 dari 4
Salah satu studi dari Baylor College of Medicine menyebut, 1 dari 3 pria yang bekerja shift malam dilaporkan mengalami gangguan tidur yang ditunjukkan dari rasa kantuk yang hebat di siang hari.

Selain itu mereka berpeluang lebih besar untuk mengalami gangguan saluran kencing di mana mereka jadi sering buang air kecil atau kebelet, bahkan tepat setelah mengeluarkannya seperti tidak tuntas. Gejala lainnya adalah pancuran urine yang lemah, sering pipis di tengah malam dan hasrat pipis yang selalu muncul secara tiba-tiba.

Yang dimaksud kurang hormon di sini adalah hormon testosterone yang berperan penting dalam menjaga kesehatan pria. Namun sebuah penelitian yang dilakukan Baylor College of Medicine terhadap 2.500-an pria menemukan, pekerja shift malam cenderung mengalami gejala kurang testosterone yang buruk.

Di antaranya kurang berenergi, hasrat seks yang rendah, cenderung lemah secara fisik, daya tahan rendah, begitu juga dengan ereksi yang lemah.

Dalam studi ketiga yang dilakukan Baylor College of Medicine disebutkan bahwa kerja shift juga mampu mempengaruhi kualitas benih alias sperma yang dihasilkan.

Kesimpulan ini didapat setelah peneliti mengamati sperma dari 75 pekerja shift yang kurang subur, 96 pekerja normal yang kurang subur, kemudian dibandingkan dengan 27 pekerja kontrol yang subur. Terbukti pekerja shift memiliki sperma yang cenderung tidak lincah, termasuk kadar testosterone yang lebih rendah, artinya berdampak pada performa seksualnya.

Menariknya, peneliti juga menemukan hubungan antara kesehatan sperma dengan kuantitas tidur. Baik kurang tidur maupun kebanyakan tidur diketahui dapat mengakibatkan berkurangnya jumlah sperma yang lincah pada pria.

(lll/up)

Berita Terkait