Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) beberapa waktu lalu untuk pertama kalinya mengeluarkan izin untuk celana dalam khusus seks oral. Hal ini semakin menambah deretan alat pelindung seks yang diakui otoritas kesehatan.
Seks oral sendiri adalah aktivitas rangsangan seksual yang dilakukan dengan mulut. Meski seks oral kerap dipercaya aman dilakukan, para ahli berpendapat seks oral tetap berisiko menularkan penyakit infeksi.
Melanie Cristol, penggagas celana dalam seks oral, menjelaskan mendapat ide setelah mengetahui pada bulan madu 2014 ia terinfeksi penyakit menular seksual. Ia lalu memikirkan bagaimana caranya agar seks oral bisa lebih aman, namun tetap menyenangkan.
Akhirnya muncul produk celana dalam yang bahannya terbuat dari lateks tipis. Celana dalam bekerja sebagai penghalang fisik antara vagina dan mulut pasangan sehingga tidak ada pertukaran cairan tubuh yang terjadi.
"Otorisasi FDA atas produk ini memberi orang pilihan lain untuk melindungi dirinya dari penyakit infeksi selama seks oral," komentar salah satu pejabat FDA yang mengkaji celana dalam tersebut, Courtney Lias, seperti dikutip dari The New York Times, Minggu (22/5/2022).
FDA sebenarnya telah menyarankan penggunaan 'kondom' untuk lidah dan mulut (dental dam) saat melakukan seks oral. Hanya saja kondom yang berupa lapisan lateks untuk ditempatkan di antara vagina dan mulut ini kurang populer di tengah masyarakat.
Simak Video "Populasi Menurun dalam 60 Tahun, Generasi Muda China Enggan Berkeluarga"
[Gambas:Video 20detik]
(fds/fds)
