Sejak dahulu para ahli mempercayai penis menjadi 'alat' untuk mengeluarkan sperma saat melakukan hubungan seksual. Hal ini menjelaskan bahwa pria yang meneruskan garis keturunan.
Profesor Gordon Gallup, dari Universitas Negeri New York menyelidiki anatomi penis manusia di tahun 2003. Hasil penelitian menemukan bahwa tonjolan di sekitar bagian atas penis pria mampu mengeluarkan lebih dari 90 persen pengganti air mani', hanya dalam satu dorongan.
"Kami berteori bahwa konsekuensi dari persaingan untuk menjadi ayah, laki-laki manusia mengembangkan penis sebagai wujud yang unik untuk mengeluarkan sperma ke vagina untuk menghasilkan pembuahan." ucap Profesor Gallup, dikutip dari The Sun, Sabtu (2/7/2022).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam penelitian yang diterbitkan Journal of Evolutionary Psychology disebutkan, penis yang lebih panjang tidak hanya menjadi keuntungan untuk meninggalkan sperma di bagian vagina yang sulit dijangkau. Namun, penis yang panjang juga dapat membantu perpindahan sperma ke dalam vagina.
Tidak ada bentuk standar dari penis, dan tidak ada penis yang dianggap normal atau tidak normal. Pada umumnya, setiap pria memiliki penis yang beragam bentuk dan dapat memiliki berbagai perbedaan.
Ukuran, lingkar, sudut pada penis adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan pria memiliki penis yang tampak berbeda.
(Christina Butarbutar/vyp)











































