Kondisi disfungsi ereksi adalah masalah yang sangat umum, terutama di kalangan pria yang lebih tua. Diperkirakan setengah dari semua pria berusia antara 40 dan 70 tahun terpengaruh sampai taraf tertentu.
Apa itu Impotensi?
Dikutip dari PBS, Disfungsi ereksi, umumnya dikenal sebagai impotensi, adalah ketidakmampuan terus-menerus untuk mencapai atau mempertahankan ereksi berkualitas yang cukup untuk hubungan seksual yang memuaskan. Impotensi adalah gejala, bukan penyakit, tetapi disfungsi ereksi bisa menjadi masalah medis yang serius.
Masalah umum pada pria yang ditandai dengan ketidakmampuan terus-menerus untuk mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan hubungan seksual, atau ketidakmampuan mencapai ejakulasi, atau keduanya.
Impoten dapat bervariasi, hal ini dapat mencakup ketidakmampuan total untuk mencapai ereksi atau ejakulasi, kemampuan yang tidak konsisten untuk melakukannya, atau kecenderungan untuk mempertahankan ereksi dalam waktu yang sangat singkat.
Penyebab Impotensi
Disfungsi ereksi terjadi karena berbagai penyebab, berikut penyebabnya:
1. Merokok
Merokok telah terbukti mengganggu aliran darah arteri dan juga dapat merusak arteri penis, mengurangi aliran darah yang dibutuhkan untuk mempertahankan ereksi.
2. Diabetes
Ini adalah salah satu penyebab impotensi yang paling umum, karena diabetes dapat menyebabkan perubahan aliran darah melalui penyempitan pembuluh darah, atau kerusakan ujung saraf di penis.
3. Ketidakseimbangan Hormon
Hanya sebagian kecil kasus impotensi yang disebabkan oleh masalah hormonal, seperti testosteron yang tidak mencukupi.
4. Kerusakan Neurologis
Cedera pada sumsum tulang belakang atau otak, atau penyakit saraf seperti penyakit Alzheimer dapat menyebabkan impotensi. Disfungsi ereksi sering dikaitkan dengan multiple sclerosis dan penyakit Parkinson.
5. Bedah Panggul
Pembedahan atau radiasi pada perut, kandung kemih, rektum, atau usus besar dapat menyebabkan kerusakan saraf di area tersebut. Kerusakan dapat mengganggu sinyal yang harus ditransmisikan antara otak dan alat kelamin untuk memungkinkan ereksi dan orgasme.
6. Trauma Panggul
Cedera akibat kecelakaan, terutama kecelakaan yang berhubungan dengan bersepeda, olahraga air, senam, dan menunggang kuda, dapat menyebabkan impotensi.
7. Obat-obatan
Banyak obat resep, terutama obat tekanan darah atau antidepresan, dapat menyebabkan impotensi, seperti halnya beberapa obat bebas.
8. Psikologis
Depresi, kecemasan, masalah harga diri, kemarahan, ketakutan, dan penyakit mental lainnya dapat menyebabkan impotensi.
9. Penyakit Vaskular
Penyakit vaskular seperti pengerasan pembuluh darah atau penyakit jantung dapat mengurangi aliran darah, mengurangi kemampuan penis untuk tumbuh cukup untuk mempertahankan ereksi.
Faktor Risiko Impotensi
Meskipun penyebab impotensi bersifat fisik dan psikologis, ada faktor gaya hidup dan medis tertentu yang dapat meningkatkan risiko penyebab tersebut. Misalnya, penggunaan tembakau dapat membatasi aliran darah ke pembuluh darah vena dan arteri, menyebabkan masalah pembuluh darah dari waktu ke waktu yang menyebabkan impotensi.
Usia adalah salah satu faktor risiko terbesar dalam impotensi. Impotensi terjadi pada sekitar 20-40 persen pria yang lebih tua. Penelitian telah menunjukkan bahwa risiko impotensi pada pria berusia antara 40 dan 70 tahun meningkat sebesar 10% setiap tahun.
Ada banyak alasan, seperti penis menjadi kurang sensitif terhadap rangsangan, kadar hormon menurun, masalah kardiovaskular menjadi lebih umum, dan libido secara alami menurun seiring bertambahnya usia.
Faktor risiko lain termasuk obesitas, cedera yang merusak saraf atau arteri yang terlibat dalam ereksi, minuman keras, atau alkoholisme. Terkadang impotensi dapat dicegah dengan perubahan gaya hidup, seperti mengurangi minum dan merokok, namun terkadang memerlukan pengobatan khusus.
Dalam kasus lain, pengobatan seperti terapi radiasi atau operasi prostat dapat menjadi faktor risiko impotensi dan mungkin diperlukan untuk menyelamatkan nyawa pasien.
Gejala Impotensi
Dikutip dari Everyday Health, impoten menunjukkan beberapa gejalas jika menderita impotensi, ada beberapa gejala yang mungkin dialami sebagai berikut:
1. Kesulitan mendapatkan ereksi
2. Kesulitan mempertahankan ereksi untuk waktu yang lama
3. Gairah seksual menurun
4. Perasaan malu atau bersalah inferioritas
5. Gejala gangguan seksual lainnya
Beberapa kelainan seksual terkait dengan impoten dan dapat menyebabkan gejala seperti impoten, seperti:
- Ejakulasi dini (ejakulasi terlalu cepat)
- Ketidakmampuan untuk orgasme setelah rangsangan yang memadai
- Ejakulasi tertunda (ketika ejakulasi terlalu lama)
Pencegahan Impoten
Langkah-langkah tertentu dapat membantu menurunkan risiko impotensi, di antaranya sebagai berikut :
1. Makan makanan yang sehat
2. Berhenti merokok
3. Menurunkan berat badan berlebih
4. Berolahraga setiap hari
5. Menjaga tekanan darah normal dan kadar kolesterol
6. Mendapatkan bantuan untuk masalah kecanduan alkohol atau narkoba
7. Belajar tentang efek samping dari obat-obatan yang diminum
8. Mempertimbangkan konseling pasangan jika Anda dan pasangan kesulitan berkomunikasi
Cara Mengatasi Impoten
Pengobatan disfungsi ereksi terutama dilakukan dengan menghilangkan penyebab masalahnya, baik itu fisik maupun psikologis.
Perubahan gaya hidup
Dalam kasus ini, dokter Anda mungkin menyarankan penurunan berat badan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Ini dapat membantu meringankan gejala dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Pemberian obat untuk mengatasi aterosklerosis
Penyempitan arteri atau aterosklerosis adalah salah satu penyebab impotensi yang paling umum. Selain perubahan gaya hidup, pasien juga diberi obat penurun kolesterol statin dan obat penurun tekanan darah.
Obat-obatan untuk disfungsi ereksi dan pompa penis
Obat jenis sidenafil bisa memperbaiki disfungsi ereksi, meski tidak mengobati secara keseluruhan. Sedangkan pompa penis membantu mengalirka n darah ke kepala Mr P.
Perawatan psikologis
Jenis penanganan ini termasuk terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi seks. Secara umum, pengobatan untuk disfungsi ereksi telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kebanyakan pria akhirnya bisa berhubungan seks lagi.
Simak Video "Faktor-faktor yang Dapat Memicu Disfungsi Ereksi pada Pria"
(row/row)