Orgasme merupakan puncak kenikmatan yang bisa dirasakan pasutri saat berhubungan intim. Bahkan saking nikmatnya, orgasme sering disebut bisa membuat tubuh dan pikiran serasa 'melayang'.
Ternyata, hal tersebut bukan sekadar kiasan belaka. Pasalnya, selain memberikan rangsangan pada tubuh aktivitas seksual juga bisa menstimulasi otak sehingga melepaskan senyawa kimia yang memengaruhi perasaan.
Lantas, seperti apa sih yang terjadi pada otak ketika orgasme? Dikutip dari Very Well Mind, ini hal-hal yang terjadi pada otak berdasarkan tahapan-tahapan saat berhubungan seks.
Ketika Foreplay
Pada tahapan ini, bagian otak yang bertanggung jawab atas sensasi yang dirasakan di organ vital mulai aktif. Pada wanita, rangsangan di klitoris, vagina, dan serviks akan mengaktifkan bagian-bagian otak yang sedikit berbeda dibanding pria.
Ketika menerima rangsangan, masing-masing bagian tersebut dapat membuat tubuh merasakan orgasme. Karenanya, dengan memberikan rangsangan pada bagian-bagian tersebut secara bersamaan diyakini bisa menghasilkan orgasme yang lebih intens.
Saat Terangsang
Ketika situasi mulai 'memanas', tubuh akan semakin merespons terhadap rangsangan. Ini dikarenakan lobus bagian depan otak mulai aktif. Bagian inilah yang bertanggung jawab atas perilaku dan rangsangan seksual.
Kemudian, rangsangan seksual akan mengaktifkan hippocampus, yakni bagian otak yang mengelola ingatan. Hal ini akan memicu seseorang untuk mengingat kembali pengalaman seksual yang pernah dirasakannya, seperti aroma atau hal-hal yang membuatnya bergairah saat berhubungan seks. Bagian otak ini juga bertugas untuk mempersiapkan tubuh untuk menghadapi rangsangan seksual selanjutnya.
Tak lama, amigdala akan ikut aktif. Bagian ini berperan sebagai pusat kendali yang mengkomunikasikan rangsangan seksual ke bagian korteks prefrontal, yang kemudian memicu munculnya gairah seksual.
Sebelum Orgasme
Bukan hanya organ vital saja yang 'membara' saat akan orgasme. Cerebellum atau otak kecil yang terletak di belakang kepala yang mengatur fungsi motorik tubuh juga akan aktif dan mengirimkan sinyal yang membuat paha, pantat, dan otot perut mulai menegang. Hal ini akan meningkatkan aliran darah sekaligus aktivitas saraf yang kemudian membantu tubuh mencapai orgasme.
Pada tahap ini, korteks frontal akan ikut aktif. Bagian otak ini mengatur kemampuan perencanaan dan pikiran yang abstrak. Bagian ini pulalah yang membuat pikiran seseorang menerawang dan mengkhayalkan berbagai hal saat hendak mencapai orgasme.
Sebelum orgasme, korteks anterior cingulate juga akan ikut aktif dan menghambat rasa sakit yang mungkin muncul ketika orgasme.
Ketika Orgasme
Ada sejumlah hal yang dapat terjadi di otak ketika mengalami orgasme. Pertama, orgasme bisa menonaktifkan korteks orbitofrontal yang bertanggung jawab atas kemampuan untuk mengambil keputusan. Hal ini membuat orang bisa kehilangan kendali saat orgasme, misalnya berteriak dengan sangat keras saat mencapai klimaks.
Ketika orgasme terjadi, otak akan mulai melepaskan sejumlah senyawa-senyawa seperti oksitosin, dopamin, dan vasopressin. Oksitosin adalah hormon yang bertanggung jawab atas rasa cinta dan sayang yang muncul setelah berhubungan intim.
Sementara, dopamin bertanggung jawab atas rasa puas yang muncul setelah berhubungan seks. Hormon ini juga memotivasi seseorang untuk mengulangi aktivitas seksual demi kembali merasakan perasaan puas tadi.
Sama halnya dengan dopamin, vasopressin juga berperan dalam memunculkan motivasi untuk kembali melakukan aktivitas seksual. Selain itu, hormon ini juga memunculkan perasaan posesif terhadap pasangan pasca berhubungan seks.
Setelah orgasme selesai, otak akan melepaskan serotonin yang meningkatkan mood, serta membuat tubuh menjadi rileks dan mengantuk.
Simak Video "Video: Saran Dokter Setelah Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadan"
(ath/kna)