Mudah Cemas, kurang percaya diri dan selalu Takut Mengambil Keputusan

Tanya Dokter & Ahli

Psikologi

Mudah Cemas, kurang percaya diri dan selalu Takut Mengambil Keputusan

Pertanyaan dari: e*o t*i
Kamis, 29 Agu 2024 11:56 WIB

Halo, saya ingin bertanya terkait dengan kondisi saya yang selalu merasa cemas dan terlalu banyak pertimbangan dalam mengambil keputusan, sehingga ini sangat menghambat saya dalam bekerja, memang mungkin ada positifnya karena mengambil keputusan dengan melihat banyak perspective dan resikonya, namun disaat harus cepat ini menjadi penghambat dan timbul kecemasan sehingga keputusan yang harus diambil pun menjadi terlalu lama (delay). contoh apabila dalam suatu pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan produk yang berkaitan performance produk atau tentang revenue perusahaan yang mungkin bisa kena impact, saya jadi tidak berani untuk menyentuh atau mengganggu kondisi existing apalagi belum ada garansi produknya akan berhasil, padahal bisa saja dilakukan pengembangan sehingga bisa meningkatkan performance dan revenue. hal ini juga sudah berdampak pada kesehatan karena terkadang gerd dan maag sampai kambuh. Apa yang harus saya lakukan dan perhatikan untuk dapat mengoptimalkan diri saya agar bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan, tanpa harus cemas dengan resikonya?

Dijawab oleh:
Veronica Adesla
Co-founder & Psikolog Klinis Ohana Space - Praktik sebagai Psikolog Kinis sejak tahun 2013, berpengalaman memberikan coaching, konseling dan psikoterapi berbagai isu psikologi dan kesehatan mental.

Halo di sana, 

Pertama-tama saya mau mengapresiasi untuk sikap Anda dalam mengambil keputusan yang disertai dengan pertimbangan matang, artinya tentu Anda adalah orang yang cermat dan berhati-hati. Namun memang ketika cemas dan akhirnya terlalu banyak memikirkan hal-hal yang biasanya bentuknya adalah "What if ..." atau "Bagaimana kalau ... " yang cabang lapisannya tidak hanya satu lapisan tapi berlapis-lapis, contoh "Bagaimana kalau ternyata terjadi A lalu ternyata dari A itu menjadi B lalu ternyata dari B menjadi C dan C menjadi D, dst." Hal ini pada akhirnya akan membuat muncul banyak pertimbangan yang menjadi kurang efektif dan efisien dikarenakan terlalu banyak mempertimbangkan hal "what if" yang rentetannya terlalu panjang yang bahkan dalam contoh di atas, C saja belum tentu terjadi karena B belum tentu terjadi, dstnya. Sebagai saran batasi hanya pada "kalau ternyata dari A menjadi B". 

Salah satu hal yang seringkali membuat seseorang cemas dan akhirnya terjebak dalam rantai pikiran di atas dalam mengambil keputusan adalah karena tidak ingin atau tidak berani mengambil/menghadapi risiko ataupun mencari jalan aman. Risiko memang tetap menjadi hal yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan. Namun sesungguhnya setiap keputusan selalu memiliki risiko, tinggal dipililh mana risiko yang masih bisa & mau dihadapi dan apakah risiko tersebut sebanding dengan peluang yang bisa didapatkan dari keputusan tersebut sambil juga tentunya mempertimbangkan resources yang dimiliki. Selain itu tentunya menyusun rencana strategi untuk mengantisipasi dan atau menghadapi risiko (apabila nanti terpaksa harus menanggung risiko) dari pilihan tersebut. Bedah dan tuliskan hasil pemikiran ini agar semakin jelas dan menemukan jawaban. Hindari hanya berkutat di dalam pikiran karena dapat semakin membingungkan ataupun berputar kembali pemikiran yang sama. 

Kalau ini sudah dilakukan, dengan mempertimbangkan batas waktu pengambilan keputusan, maka berikutnya adalah hadapi kecemasan dengan ambil keputusan berdasarkan hasil pertimbangan di atas sekalipun masih merasa cemas. Nantinya dari pengalaman-pengalaman dalam menghadapi kecemasan inilah diri Anda akan mengumpulkan bukti-bukti dan melakukan evaluasi diri yang membawa pada formula pengambilan keputusan yang efektif dan kepercayaan diri yang lebih meningkat dalam menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan.

Semoga membantu.

Buat pertanyaan seputar kesehatanmu di sini! Tanya di sini

Pertanyaan Terkait

Lihat Selengkapnya

Kategori Diskusi Lainnya