Akhir2 ini aku sering ngerasa cemas dan cepat marah. Apalagi klo ada triger yg mengingatkan kejadian dan pengalaman yg membuat rasa cemas itu datang kembali. Seperti anak buah/tim kerjaku membuat sedikit kesalahan, pasti langsung kumaki-maki... Kadang setelah itu suka nyesel dan minta maaaf, itu kulakukan tanpa pikir panjang. Krn aku gak mau mengulangi kesalahan yg sama. Apalagi itu bisa membuat kinerja tim jadi terganggu. Tapi kalau aku diemkan dan tak aku awasi, kkawatir kejadian itu terulang dan menjadi preseden buruk utk kerja tim, atau bahkan berakibat fatal utk dirinya sendiri, dan aku pada khususnya. Apa hal itu pantas dan dibenarkan bila bisa seperti itu. Semua kulakukan demi kebaikan tim dan sistem kerja yang sehat. Mohon saran, masukan dan kritiknya... Terima kasih
Halo di sana,
Berada dalam posisi sebagai pimpinan adalah posisi yang menantang diri seseorang untuk dapat membangun karakter dan kualitas sebagai seorang pemimpin. Seringkali pimpinan harus berhadapan dengan situasi kondisi yang memicu emosi, seperti ketika pekerjaan tidak beres, tim yang kurang memiliki tanggung jawab, dsbnya. Kualitas diri sebagai seorang pemimpin ditantang ketika menghadapi situasi kondisi demikian,
Tentunya ketika pimpinan terpancing emosi dan bertindak impulsif (tanpa pertimbangan panjang) seperti misalnya: marah meledak-ledak, sikap ini bukanlah yang diharapkan. Karena sesungguhnya ketika seseorang marah meledak-ledak, inti pesan yang sesungguhnya ingin disampaikan menjadi tidak tersampaikan dan malah bisa menjadi salah menyimpang karena yang terekam oleh orang yang dimarahi adalah pada bagaimana emosi marah, sikap dan tindakan dari orang yang memarahi tersebut dan bagaimana perasaannya sendiri mengalami hal tersebut.
Oleh karena itu dalam situasi memancing emosi, sebaiknya menjauhlah terlebih dahulu dari sumber yang memancing emosi dan tenangkan diri terlebih dahulu. Kemudian,
Selain itu, membangun pola hidup sehat dapat meningkatkan dapat mengurangi stres, meningkatkan ketahanan, ketenangan, dan menjaga stabilitas emosi. Beberapa aktivitas juga dapat membantu, seperti: olahraga teratur (jogging, yoga, renang, dsb), teknik bernapas, relaksasi, mindfulness, dll.
Tentunya pahami juga bahwa untuk membangun karakter dan kualitas sebagai seorang pemimpin akan membutuhkan proses perjalanan dan pengembangan diri terus menerus. Kesadaran diri untuk secara terbuka melakukan refleksi diri dan dorongan untuk terus berkembang adalah sebuah langkah awal untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses dan saya mengapresiasi Anda atas hal ini. Salam Sukses!