Setelah Sukses Ajak Ribuan Orang untuk Donorkan Organ, Gadis Ini Meninggal

True Story

Setelah Sukses Ajak Ribuan Orang untuk Donorkan Organ, Gadis Ini Meninggal

Rahma Lilahi Sativa - detikHealth
Selasa, 16 Jun 2015 11:33 WIB
Setelah Sukses Ajak Ribuan Orang untuk Donorkan Organ, Gadis Ini Meninggal
(Foto: jennalowe.org)
Cape Town -

Di usia 17 tahun, gadis ini diberitahu bahwa ia menderita sakit kronis dan mungkin tak akan bisa merasakan ulang tahunnya yang ke-21. Ia pun memutuskan berbuat sesuatu.

Empat tahun lalu, Jenna Lowe merupakan seorang remaja yang sehat, gemar menari, berenang, bahkan rutin ke gym. Namun tiba-tiba saja ia mengalami sesak napas.

Ketika diperiksakan, diagnosis awalnya adalah asma. Setelah itu Jenna mengikuti pertukaran pelajar selama tiga bulan ke Sydney. Siapa sangka saat kembali ke negara asalnya, Afrika Selatan, kondisinya justru memburuk. Bahkan di bulan Januari 2012, Jenna tak bisa berjalan lebih dari dua meter tanpa terjatuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kisah Levi, Disebut Bakal Mati Muda Jika Tak Dapat Donor Paru-paru

Setelah lima bulan melakukan pemeriksaan kesehatan, penyebab kondisi Jenna yang menurun juga tak kunjung ditemukan. Hingga akhirnya satu scan terakhir mengungkap hal yang menyedihkan.

Jenna didiagnosis mengidap penyakit paru-paru degeneratif yang mematikan, namanya 'primary pulmonary arterial hypertension'. Demikian seperti dikutip dari jennalowe.org, Selasa (16/6/2015)

Harapan hidup bagi penderita PAH hanyalah beberapa tahun, padahal saat itu usia Jenna baru 17 tahun. Jenna pun sempat menggambarkan kondisinya sepeti 'saluran hidung tersumbat dan harus bernapas lewat sedotan selama satu jam'.

Kendati demikian, Jenna justru berhasil diterima masuk ke sebuah sekolah menengah bergengsi di Afsel. Pihak sekolah pun mengungkapkan kekaguman mereka pada muridnya yang satu itu. "Kami mengingatnya sebagai gadis yang berkeliling kampus dengan menaiki skuter yang telah dipasangi tabung oksigen, namun ia tetap bersemangat mengikuti semua kelas serta menginspirasi banyak orang dengan senyumnya."

Bahkan meski terkadang tak bisa bangkit dari tempat tidur, ia berhasil menyelesaikan sekolahnya dengan nilai yang bagus dan masuk ke University of Cape Town. "Tak mudah untuk datang ke kampus dengan tabung oksigen, skuter dan obat pompa. Hari-hari pertama di kampus terasa lebih berat dengan ini," aku Jenna dalam blognya.

Di usia 19 tahun, Jenna akhirnya diberitahu bahwa kondisinya menurun sehingga ia membutuhkan transplantasi untuk kedua paru-parunya. Sayangnya Afrika Selatan merupakan salah satu negara yang paling sedikit memiliki donor organ di dunia. Di tahun 2013 saja, hanya ada 0,2 persen donor organ dari keseluruhan populasi, tepatnya tujuh organ donor dari 52 juta orang populasi di sana.

"Sangat mengerikan ketika mengetahui saya mungkin tak mendapatkan organ yang saya butuhkan. Lantas saya sadar, bukan hanya saya saja yang membutuhkan," ungkap Jenna.

Belakangan ia tahu, ada lebih dari 4.500 orang Afrika yang masuk dalam daftar tunggu transplantasi, dan banyak di antara mereka yang meninggal saat menunggu datangnya donor.

Saat itulah ia memutuskan untuk menggelar kampanye bertajuk Get Me to 21. Lewat kampanye ini, ia ingin mengundang semua orang di Afrika Selatan untuk hadir di pesta ulang tahunnya yang ke-21. Syaratnya, mereka yang berkenan hadir harus mendaftarkan dirinya terlebih dahulu ke pusat registrasi donor.

Dalam video kampanye bertajuk Get Me to 21 ini, Jenna mengatakan, "Mungkin ini terdengar aneh karena saya tidak mengenal Anda semua, tapi saya ingin Anda hadir. Kalau perlu bawa teman-teman Anda." Ia berasumsi makin banyak orang yang datang, makin banyak orang yang akan mendaftar untuk menjadi donor organ, dan peluangnya untuk sembuh diharapkan akan semakin besar.

Tak disangka hanya dalam waktu sebulan 'undangan' ini disebar, 8.000 orang telah mendaftar untuk menjadi donor, bahkan donor untuk Jenna pun ditemukan.

Tak menunggu lama, operasi transplantasi digelar pada Desember tahun lalu. Akan tetapi proses pemulihannya berjalan lambat. Kendati begitu, di bulan Februari, Jenna sempat memberikan update pada blog-nya, yang menyatakan bahwa ia sempat merasakan lepas dari tabung oksigen selama lima hari.

Jenna kemudian berjanji untuk menulis lagi, tapi bulan lalu gadis malang ini harus menjalani operasi gastrik karena komplikasi yang dialaminya pasca operasi. Dan beberapa hari kemudian, ia menghembuskan napas terakhirnya, di usia 20 tahun.

Baca juga: Sakit Langka, Paru-paru Ibu Ini Perlahan Rusak Seperti Perokok Berat

Meski begitu, 'warisan' Jenna tetaplah hidup, bahkan sejak ia menggelar kampanye untuk ulang tahunnya, tercatat sudah ada 17.476 orang di Afsel yang mendaftar untuk menjadi donor organ. Padahal di periode yang sama setahun sebelumnya, pendaftar hanyalah sebanyak 7.773, termasuk peningkatan yang signifikan pada donor berusia 25-35 tahun berkat upaya Jenna.

"Kami sangat terinspirasi tak hanya karena apa yang ia lakukan tapi bagaimana juga ia melakukannya, padahal ia sendiri kesulitan untuk bernapas. Namun kami pastikan keinginannya itulah yang akan terus menyertai kami," tutup sang ayah, Stuart.

(lll/vit)

Berita Terkait